Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

TERAPI SUNYI

 Suara tak bernada membisik Dalam sunyi tanpa ada mengusik Qolbu melirik nafsu nan picik Bak bunga malam tak berputik Suara tak bernada menyapa Dengan untaian kata duka nestapa Menerawang ruang dosa Warna warni kehidupan dunia Malam...  Aku bermalam Aku tenggelam dalam kelam malam Diiringi suara jangkrik malam

Penjajah Pena

  Penjajah Pena Karya : Triya Rezeki Umais Aku bukanlah seorang kesatria Meluncur pecutan tuk kemenangan Diri ini hanya kertas putih buta Si penjajah guratan pena Dibalik tebing ini, Berjuta belukar menyapaku Dialog langit menjamahku Aku rela mengkhotam ayat Berlari menghempas sayat Hingga, Shanghai terikat Cita dunia dalam genggamku Akulah si penjajah pena Dengan nyawa kian menajam Ku menyusri sirottolmustaqim Menadah doa-doa sang bidadari Menguak bisu terpatri pada diri Membisik redup jiwa pelita Teguh ku jejaki setiap muara Merpati putih akhir harapku Gerimismu menyasikkan togaku Mengais akar barzah jiwaku Sampai gugur tersisa namaku

Hanyalah Pendosa

  Aku bukan siapa-siapa Aku bukan pujangga,yang bisa merangkai kata Aku bukan dokter penyembuh luka Aku bukan penulis,yang mampu mengarang cerita Aku bukan dukun,yang pandai melafal mantra Aku hanyalah insan bertabur dosa Yang tak punya arti dari sempurna Aku hanyalah hamba penggoda Yang mungkin tuhan bosan mendengarku meminta Aku hanyalah manusia biasa dengan akal di kepala Hanyalah pendosa yang akrab dengan dusta Tak punya etika,tapi punya cinta Aku terbuang dari keramaian Berkumpul dalam berandalan Mengusik para pecundang metropolitan Menodongkan tangan,meminta kembalian Pada para pemangku jabatan Penghina mimpi seorang bajingan Aku hanyalah pendosa Yang ingin keadilan bukan kenangan

Dialog Negeriku

Sesak... Negeriku terdesak Pilu...Negeriku berteriak Lelah dengan hidup katanya   Ini negeriku berlari Rindu ciuman damai Sabar dan tabah Harga dirinya diinjak pasrah   Jangan berdiri angkuh Kami tak berkenan Janjimu seribu langkah Buktimu kemana kawan   Terbang kemana bualmu Rentetan kata manismu Ini katanya rakyatmu Tapi berpenggal sendu   Dia mati... Tak bergairah lagi Negeriku terlalu sedih Rakyatnya meringkih   Ketauhilah... Segelintir mereka makan Namun, hanya sampah Hah, hidup dalam dusta   Mereka berpeluk kelaparan Hai! Kemana kau penguasa Berikan negerimu suapan Ah, enyahkan saja semesta   Bung, negeriku malu Terus meragu Katanya merdeka dulu Tapi semuanya palsu  

DUA BIRU

    lihatlah dua biru oh duhai sungguh indah dipandang sewarna namun tak sama terlukis akur bersisian   biru yang satu dengan riaknya biru yang tersembunyi dalam biru yang satu dengan kapasnya biru yang tak berujung tak berbatas   biru yang bergantung padanya kehidupan biru yang tersimpan kekayaan di dalamnya biru yang bergantung padanya bintang-bintang biru yang tersimpan doa-doa hamba-Nya   masing-masing patuh pada kodratnya tanpa pernah mencoba melampaui batasan keduanya saling meninggi dan merendah percaya akan keajaiban yang Tuhan berikan    

Rindu

  Aku rindu wajahmu Aku rindu suaramu Aku rindu senyummu Aku rindu pelukan hangatmu Aku rindu sentuhan tanganmu saat menghapus air mataku Aku rindu semuanya yang ada pada dirimu Kau berjanji kau akan kembali Tapi kenapa kau tidak pernah kembali Kau meninggalkanku Hanya karena keobsesianmu terhadapnya Apakah perlu kubilang padamu aku merindukanmu Disetiap waktu hanya kaulah yang ada di pikiranku Menemaniku dalam kerinduan yang tak terhingga Wahai rindu... Dimanakah ku harus mencarimu Mencari jejakmu yang menghilang dari pandanganku Membuatku mencari cara untuk menemukanmu Wahai rindu...   Kau membuatku tau caranya hidup Kau membuatku tau caranya menunjukan ekspresiku Tapi yang paling luar biasanya Kau membuatku merasakan sakit yang tak pernah kurasakan Aku sakit tapi kau tak pernah peduli Kau hanya memikirkan dirimu Dirimu yang selalu kurindukan Sinar rembulan memancarkan kehangatannya Menenangkan hati yang terluka Menghil...

Al Qur'an

AL- QUR’AN Al-Qur’an… Engkau adalah kitab suci umat islam Wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW AL-Qur’an… Engkau yang kubuka Dan kubaca setiap hari Al-Qur’an… Banyak sekali pengetahuan di dalam surat- suratmu Al-Qur’an… Kau laksana teman sejatiku Yang selalu setia menemani dan melindungiku

Adalah Aku Adalah Kau

Adalah aku adalah kau Adalah aku debu yang kau sapu Adalah aku jejak yang kau hapus Adalah aku benang yang kau putuskan Adalah aku kertas yang kau bakar Adalah aku pahit yang kau muntahkan Semua tentangku darimu adalah apa yang tak berarti untukmu Bahkan kau tau tak pernah mau mengerti Selama ini bagiku kau itu apa Adalah kau fajar yang kunantikan Adalah kau senja yang membuatku lupa akan duka Adalah kau sehat yang ku harap saat sakit menyapa Adalah kau bintang yang membuatku lupa akan kesepian Adalah kau akhir dari awal yang kumulai Pasrah, lelah, kecewa Sekarang kau enyah saja Jika kau kuanggap manis dan aku kau anggap sepah Maka biarlah api membakar arang menjadi abu Biarlah ombak mengikis karang kasih sayang Biarlah akhir tujuan menjadi berakhir karena penghianatan­

Desember Kelabu

Ibu Tersenyum Gegar gemetar Kaki tak bergerak Mata tak terpejam Gerak Terasa mengalir Pijakku tak tetap Khawatirku mendekap Membelai setiap desah nafas Mendongak Awan hitam bertandang Menyapa setiap ruang fikiran Apa? Siapa? Dimana? Tanyakan dirimu Kesana jua akhirnya Jalan Setapak Bunga itu mekar Gelap, merah menjulang Namun sepi menggoda Merayu tanpa kata Menenteramkan jiwa Bertamu tak tersurat Secepat itu kau merapat Memoles jagat Wafat Ya, wafat Tak memanggil Tak bersahut Rumput hijau merenung Kucing meraung Tikus menggigil Memandang sangkar burung Betapa goyah tatapan Ingin ke sangkar Menenteramkan batin