Sebuah laporan hasil observasi dapat disajikan dalam bentuk teks tertulis maupun teks lisan. Kamu sering melakukan observasi atau pengamatan, tetapi belum memahami cara menyusun teks laporannya dengan baik. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan penyusunan laporan hasil observasi yang kamu dengar atau kamu baca dari media televisi, koran, majalah, atau internet.
A. Pengertian, Ciri-Ciri, Sifat, dan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil kegiatan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi.
2. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan teks lain.
1. Bersifat objektif, global, dan universal
2. Objek yang dibicarakan atau dibahas adalah tunggal
3. Ditulis secara lengkap dan sempurna
4. Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang dilakukan
5. Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang terbukti kebenarannya
6. Tidak mengandung prasangka, dugaan, atau pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat
7. Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya
3. Sifat Teks Laporan Hasil Observasi
Sifat teks laporan hasil obseervasi sebagai berikut:
1. Informatif
2. Komunikatif
3. Objektif
4. Contoh Teks Laporan Hail Observasi
Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
Pertanyaan
1. Informasi apa saja yang disampaikan dalam teks tersebut?
2. Mengapa wayang ditetapkan sebagai mahakarya dunia?
3. Ada berapa jenis wayang berdasarkan bahan pembuatannya?
4. Apa manfaat wayang bagi pengembangan warisan budaya?
B. Interpretasi Teks Laporan Hasil Observasi
Arti kata interpretasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemberian kesan, pendapat atau pandangan, teoretis terhadap sesuatu. Pencapaian interpretasi yang optimal bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Karena bahasa merupakan media tanpa batas.. Setiap pembaca akan memiliki interpretasi berbeda terhadap teks laporan hasil observasi. Kegiatan interpreatsi lebih memfokuskan dan memprioritaskan pada pengkajian bagian-bagian yag ada dalam teks laporan hasil observasi. Oleh karena itu, menginterpretasi dan menafsirkan teks laporan hasil observasi ini sangat diperlukan untuk mengungkapkan isi dalam sebuah teks laporan hasil observasi. Kegiatan menginterpretasi teks laporan hasil observasi dapat dilakukan dengan meringkas dan menyimpulkan teks laporan hasil observasi.
1. Ringkasan Teks Laporan Hasil Observasi
Ringkasan adalah pokok-pokok pikiran yang dirangkai menjadi satu dengan tetap memperhatikan urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan. dalam menyusun ringkasan, pertama kali yang harus dilakukan adalah memahami isi teks, lalu menemukan pokok-pokok informasi dalam teks tersebut. Pokok-pokok isi teks dapat ditemukan pada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung pokok pikiran atau gagasan utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Kalimat utama terletak di awal atau di akhir sebuah paragraf, tergantung pola pengembangan paragraf. Jika pengembangan paragraf berpola deduktif, maka kalimat utama berada pada urutan pertama. Sedangkan paragraf yang dikembangkan dengan pola induktif, kalimat utama berada di urutan akhir.
2. Simpulan Teks Laporan Hasil Observasi
Simpulan adalah rumusan akhir tentang sesuatu, dalam hal ini adalah teks. Simpulan disusun berdasarkan pemahaman dan penalaran pembaca terhadap keseluruhan isi teks tersebut.
Berikut ini 2 contoh teks laporan hasil observasi
Teks 1
Vegetasi Pantai
Vegetasi pantai atau hutan pantai merupakan tutupan vegetasi yang tumbuh dan berkembang di pantai berpasir di atas garis pasang tertinggi wilayah tropis. Kondisi hutan pantai umumnya terbuka, berpasir, dengan ketinggian vegetasi rendah, dan bersemak. Hutan pantai tumbuh pada kondisi pasir yang kering, umumnya terhindar dari pasang air laut. Hutan pantai disebut juga vegetasi litoral yang berkembang di wilayah pasang-surut pesisir berperairan masin dangkal dengan substrat air atau karang.
Ekosistem hutan pantai didominasi oleh lamun dan ganggang laut. Berbeda dengan kondisi pantai kering, terdapat terna (herbal) yang didominasi oleh Ipomea pes-caprae yang bercampur dengan tumbuhan merayap lainnya seperti Canavallia maritima dan Vigna Marina. Di hutan pantai terdapat pula rumput Ischaemum multicum dan Spinifex littoreus serta teki-tekian Cyperus pedunculatus.
Hutan pantai digunakan sebagai tempat saltick oleh berbagai spesies binatang, khususnya mamalia besar. Saltick merupakan aktivitas binatang memperoleh garam mineral untuk memelihara keseimbangan fisiologis cairan tubuhnya. Beberapa fauna yang sering tercatat berada di hutan pantai adalah rusa, kelelawar, biawak, dan lutung.
Hutan pantai secara khusus menjadi habitat dan lokasi penularan penyu. Di Jawa dan Bali misalnya, tercatat ada tiga jenis spesies penyu yang secara teratur berkunjung ke hutan pantai untuk bertelur. Spesies penyu trsebut di antaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu belimbing (Dermochelys ciracea). Satwa lainnya yang mudah dijumpai adalah berbagai spesies burung, seperti elang laut perut putih dan elang bondol. Tutupan hutan yang relatif terbuka juga memudahkan kita mengamati burung air yang berkunjung, seperti bangau, cangak, kuntul, dan bebek. Beberapa spesies burung laut, juga dapat ditemukan dalam kelompok besar.
Teks 2
Ubur-Ubur Laut
Ubur-ubur adalah hewan karnivor yang hidup di laut dan jenisnya amat beragam, dari yang berukuran kecil hingga berukuran raksasa. Ubur-ubur yang sangat umum dijumpai di laut adalah dari kelas Skypozoa (Schypomedusae). Jenis ubur-ubur ini diperkirakan ada 200 jenis.
Ubur-ubur Schypozoa (Schypomedusae) mempunyai ciri antara lain tubuhnya berbentuk payung atau genta yang disertai dengan umbai-umbai berupa tentakel. Bagian payung sebelah atas berbentuk cembung dan disebut eksumbrela (exumbrella). Di antara keduanya terdapat mesoglea yang mempunyai lendir yang sangat kental. Di tengah subumbrela terdapat bukaan mulut.
Ubur-ubur ini dicirikan dengan adanya sel-sel penyengat yang disebut nematosis (Nematocsyst) yang mengandung racun. Nematosis terdapat hampir di sekujur tubuhnya. Namun, nematosis yang terbanyak terdapat di bagian lengan atau tentakelnya yang berguna untuk menangkap mangsanya. Bentuk nematosis ini sangat beragam menurut jenisnya. Akan tetapi, pada umumnya nematosis ini berupa kantong kecil atau kapsul yang berisikan sel yang mirip panah harpun.
Pada saat-saat tertentu populasi ubur-ubur dapat meledak hingga memenuhi permukaan air laut. Populasi yang meledak tersebut terlihat seolah-olah laut penuh dengan ubur-ubur dan tampak seperti cendol ubur-ubur. Bila hal ini terjadi, dapat menimbulkan kerugian bagi kegiatan pariwisata pantai, perikanan, dan industri yang menggunakan air laut sebagai pendingin.
C. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Struktur Isi teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi minimal harus terdiri atas pernyataan umum (tentang hal atau objek yang dilaporkan), deskripsi bagian dari objek yang dilaporkan, dan deskripsi manfaat dari objek tersebut. Teks laporan hasil observasi juga dapat terdiri atas definisi umum, deskripsi bagian, deskripsi manfaat, dan penutup atau simpulan. Perhatikan penjelasan berikut ini!
a. Pernyataan Umum/Definisi Umum
Pernyataan umum merupakan pembukaan yang berisi pengertian mengenai sesuatu yang dilaporkan
b. Anggota atau Aspek yang Dilaporkan/Deskrifsi Bagian
Anggota atau aspek yang dilaporkan merupakan bahasan atau perincian tentang objek yang diamati. Merupakan bagian yang berisi ide pokok dari setiap paragraf yang dijelaskan secara terperinci.
c. Deskripsi Manfaat
Deskripsi manffat merupakan bagian yang menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan.
d. Penutup atau Simpulan
Merupakan bagian perincian akhir teks laporan hasil observasi. Penutup dapat berisi simpulan berupa tanggapan atau interpretasi penulis tentang objek yang dibahas. Penutup atau simpulan bersifat opsional. Artinya boleh ada, boleh tidak.
Perhatikan contoh teks "Wayang"!
Wayang
adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya
asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada
7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka
tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya
dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Perhatikan paragraf di atas! Ide pokok paragraf di atas adalah tentang wayang warisan budaya asli Indonesia. Jika dilihat dari isinya, maka paragraf di atas menjelaskan tentang wayang secara umum. Oleh karena itu, paragraf di atas merupakan pernyataan umum atau definisi umum dari teks yang berjudul"Wayang".
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Kemudian perhatikan paragraf-paragraf di atas! Isi paragraf tersebut menjelaskan pembagian wayang secara terperinci. Oleh karena itu, paragraf-paragraf tersebut dinamakan deskripsi bagian atau aspek yang dilaporkan.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
Paragraf di atas menjelaskan manfaat dari wayang dalam kehidupan. Oleh karena itu, paragraf di atas merupakan deskripsi manfaat dari teks berjudul "Wayang".
2. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Dalam teks laporan hasil observasi, terdapat ciri-ciri kebahasaan yang menjadi ciri khas teks tersebut, seperti:
a. Nomina/Kata Benda
Nomina atau kata benda digunakan untuk menyebut objek utama dalam teks laporan hasil observasi, misal: 𝙗𝙪𝙠𝙪, 𝙜𝙪𝙣𝙪𝙣𝙜, 𝙗𝙪𝙣𝙜𝙖, 𝙠𝙚𝙧𝙗𝙖𝙪, 𝙠𝙪𝙘𝙞𝙣𝙜.
b. Verba/Kata Kerja
1. Verba material digunakan untuk menunjukkan tindakan suatu objek yang terlihat nyata, misal: 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙢𝙚𝙢𝙪𝙠𝙪𝙡, 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙚𝙣𝙙𝙖𝙧𝙖𝙞, 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙧𝙖𝙢𝙞.
2. Kopula merupakan verba yang menyatakan hubungan definisi, seperti: 𝙢𝙚𝙧𝙪𝙥𝙖𝙠𝙖𝙣, 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝, 𝙮𝙖𝙞𝙩𝙪, dan 𝙮𝙖𝙠𝙣𝙞.
3. Verba pengelompokan digunakan untuk mengelompokkan objek dalam satuan-satuan tertentu, misalnya: 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙜𝙞, 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙞𝙧 𝙖𝙩𝙖𝙨, atau 𝙩𝙚𝙧𝙢𝙖𝙨𝙪𝙠.
4. Verba keadaan merupakan keadaan yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan, seperti 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙪𝙣𝙮𝙖𝙞, 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙪𝙗𝙪𝙣𝙜𝙖𝙣, dan 𝙗𝙚𝙧𝙜𝙚𝙧𝙖𝙠.
c. Afiksasi/Pengimbuhan
d. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
e. Kalimat Simplek (Sederhana) dan Kalimat Kompleks (Majemuk)
Perhatikan contoh teks berikut ini!
Vegetasi Pantai
Vegetasi pantai atau hutan pantai merupakan tutupan vegetasi yang tumbuh dan berkembang di pantai berpasir di atas garis pasang tertinggi wilayah tropis. Kondisi hutan pantai umumnya terbuka, berpasir, dengan ketinggian vegetasi rendah, dan bersemak. Hutan pantai tumbuh pada kondisi pasir yang kering, umumnya terhindar dari pasang air laut. Hutan pantai disebut juga vegetasi litoral yang berkembang di wilayah pasang-surut pesisir berperairan masin dangkal dengan substrat air atau karang.
Ekosistem hutan pantai didominasi oleh lamun dan ganggang laut. Berbeda dengan kondisi pantai kering, terdapat terna (herbal) yang didominasi oleh Ipomea pes-caprae yang bercampur dengan tumbuhan merayap lainnya seperti Canavallia maritima dan Vigna Marina. Di hutan pantai terdapat pula rumput Ischaemum multicum dan Spinifex littoreus serta teki-tekian Cyperus pedunculatus.
Hutan pantai digunakan sebagai tempat saltick oleh berbagai spesies binatang, khususnya mamalia besar. Saltick merupakan aktivitas binatang memperoleh garam mineral untuk memelihara keseimbangan fisiologis cairan tubuhnya. Beberapa fauna yang sering tercatat berada di hutan pantai adalah rusa, kelelawar, biawak, dan lutung.
Hutan pantai secara khusus menjadi habitat dan lokasi penularan penyu. Di Jawa dan Bali misalnya, tercatat ada tiga jenis spesies penyu yang secara teratur berkunjung ke hutan pantai untuk bertelur. Spesies penyu trsebut di antaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu belimbing (Dermochelys ciracea). Satwa lainnya yang mudah dijumpai adalah berbagai spesies burung, seperti elang laut perut putih dan elang bondol. Tutupan hutan yang relatif terbuka juga memudahkan kita mengamati burung air yang berkunjung, seperti bangau, cangak, kuntul, dan bebek. Beberapa spesies burung laut, juga dapat ditemukan dalam kelompok besar.
Pada paragraf pertama terdapat nomina, yaitu pasir, air dan karang. Sedangkan verba, seperti tumbuh, berkembang, terbuka, berpasir, terhindar, dan berperairan. Kata-kata ini telah mengalami afiksasi. Kata berkembang mendapat imbuhan ber-. Sedangkan kalimat definisi dapat kita temukan pada kalimat pertama paragraf pertama, yaitu "Vegetasi pantai atau hutan pantai merupakan tutupan vegetasi yang tumbuh dan berkembang di pantai berpasir di atas garis pasang tertinggi wilayah tropis."