Langsung ke konten utama

HAMPIR SEMPURNA


            Di sebuah pedesaan yang berada di daerah yang subur, terdapat sebuah keluarga yang kaya raya. Didalam keluarga tersebut terdapat sepasang suami istri yang bernama Pak Danan dan Ibu Fitri. Pak Danan berprofesi sebagai juragan pertanian dan perkebunan, mereka dikaruniai dua orang anak yang bernama Andre dan Citra.

            Pak Danan dan Ibu Fitri dikenal sebagai orang yang baik dan dermawan, contohnya seperti memiliki tradisi yaitu setiap selesai panen, Pak Danan selalu membagikan sebagian dari hasil panennya kepada masyarakat, dan ketika tetangganya mengalami kesusahan, ia selalu membantu. Bahkan setiap ada kegiatan amal Pak Danan selalu ikut menyalurkan dana. Tidak hanya Pak Danan tetapi istrinya Buk Fitri juga dikenal sebagai orang yang baik hati dan suka menolong orang lain seperti, membangun sekolah yang bernama SMP 7 Bhakti didaerah tempat tinggalnya, memberikan banyak sekali sumbangan bagi anak-anak yang kurang mampu dan memberikan anak-anak tersebut bersekolah disana dengan gratis. Karena kebaikan hati orang tuanya, Andre dan Citra pun merasa sangat bahagia dan bangga hidup dalam keluarga itu. Karena semua hal yang diperlukan oleh keduanya selalu terpenuhi tanpa ada kebimbangan yang muncul. Andre dan Susi pun merasakan kesempurnaan dalam hidup mereka.

            Dilain sisi, karena Buk Fitri yang setiap hari selalu sibuk dengan pekerjaannya yaitu sebagai kepala sekolah sekaligus guru bagi anak-anak SMP 7 Bhakti yang dibantu oleh guru-guru lain yang digaji oleh Buk fitri. Selain itu Pak Danan sibuk memantau jalannya pertanian dan perkebunannya, dan Andre yang sudah menginjak kelas 1 SMP, kebetulan ia disekolahkan di tempat ibunya mengajar. Karena semua kesibukan yang melanda, Buk Fitri akhirnya mencari seorang pembantu untuk mengurus rumah sekaligus menjaga Citra. Dan akhirnya dapat, pembantu tersebut bernama Bik Lica, karena Si Citra masih berusia 2 tahun, jadi Citra memanggil pembantu tersebut dengan nama Bikcak. Berawal dari sanalah nama Bikcak terlahir dalam rumah tangga tersebut.

            Suatu hari dipagi yang cerah, disaat semua orang didalam rumah sibuk dengan kesibukan tersendiri. Dan ketika semuanya berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan yang disajikan Bikcak. Saat Bikcak ingin kembali ke dapur, Buk Fitri memanggil Bikcak.

“ Bikcak mau kemana??” Kata Buk Fitri

“ Mau kedapur buk” Sahut Bikcak

Buk fitri pun menjawab “ Mau ngapain?”

“ Mau membersihkan dapur” Sahut Bikcak

Buk Fitri langsung menyuruh bikcak untuk duduk bersama.

“ Ehh nanti bersih-bersihnya, sekarang ayok duduk dan makan bersama kami sekeluarga”.

Bikcak pun menjawab,

“ Ehh jangan buk saya malu, saya cuman pembantu disini”

Buk Fitri langsung menghampiri bikcak dan mengajaknya untuk duduk dan makan bersama dan berkata,

“ Bik, bikcak udah kita anggep keluarga, jadi ndak perlu malu, bener kan yah?”

Pak Danan pun menjawab,

“ Bener bik, bikcak sudah kami anggap keluarga, sini makan masakannya sendiri, enak loh masakannya bik, kami jadi ketagihan, bener kan anak-anak?”

            Anak-anak pun mengangguk tanda setuju dengan lontaran kalimat ayahnya. Bikcak pun merasa sangat senang bisa mengenal dan menjadi bagian dari keluarga Pak Danan dan Buk Fitri, sambil memancarkan senyuman manis, mereka semua pun makan bersama layaknya keluarga paling bahagia didunia. Setelah semua selesai sarapan, Pak Danan pun langsung berangkat terlebih dahulu karena ia tidak ingin telat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai ayah pemimpin keluarganya, setelah suaminya berangkat, Buk Fitri pun menyusul sambil menggandeng Andre untuk berangkat ke sekolah. Sebelum itu Sang Ibu mengatakan beberapa kalimat kepada Citra.

“ Nak, kamu jangan nakal ya, nurut sama apa yang dikatakan bikcak ya”.

            Walaupun ia mengetahui bahwa anaknya masih kecil dan belum mengerti apa yang dikatakan padanya, tetapi Buk Fitri selalu memberikan nasehat kepada anaknya. Melihat majikannya melakukan hal itu, bikcak pun bertanya,

“ Buk? Mengapa ibu tetap saja menasehati citra, kan anak ibu belum bisa memahami apa yang ibu katakan?”

Buk Fitri pun menjawab pertanyan tersebut seperti orang yang berwibawa tinggi,

“ Sebagai seorang ibu, wajar kalo saya perhatian dengan anak saya, saya sangat menyayangi anak-anak saya, saya rela mati demi anak-anak saya, asalkan mereka bisa hidup dengan bahagia, walaupun banyak orang yang mengira saya gila karena hal-hal yang saya lakukan kepada anak saya, saya tidak peduli, mereka yang menghina belum tau apa arti kasih sayang kepada anak, saya berani mengorbankan diri demi anak-anak saya, apalagi hanya mengorbankan waktu untuk menasehati anak kecil yang belum mengerti apa-apa, tapi saya yakin walaupun sekarang anak saya tidak mengerti tetapi nanti saat dia beranjak dewasa, anak saya akan terbiasa mengikuti nasehat-nasehat saya sebagai seorang ibu”.

            Bikcak pun kaget mendengar jawaban panjang lebar dan mampu menyentuh ujung hati dari seorang ibu luar biasa itu, ia terharu dengan kasih sayang yang dimiliki oleh majikannya. Sambil merasa malu karena belum bisa menjadi ibu seperti majikannya, bikcak pun mencoba mengalihkan pembicaraan,

“ Ehh buk, kalo terus-terusan ngobrolnya kapan ibuk sama nak Andre berangkat sekolah?”

Buk Fitri pun menjawab,

“ Ohh ya jadi kebawa suasana ngobrolnya”. Disambung dengan senyuman manis dari seorang ibu luar biasa. Setelah itu Citra pun langsung memeluk ibunya, bikcak merasa terkejut seakan-akan ada keajaiban yang turun dari langit yang menimpa Citra sehingga seperti mengerti apa yang disampaikan kepadanya. Sungguh kuasa Allah yang maha besar.

            Tidak berfikir panjang setelah Buk Fitri dan Andre berangkat, bikcak langsung mengajak citra untuk mandi, tanpa menunggu Citra langsung berjalan menuju kamar mandi, sambil terpuka dan bercampur dengan kebingungan, bikcak pun berkata,

“ Apakah kasih sayang bisa menghasilkan kekuatan seperti itu?”.

Dengan perasaan campur aduk, bikcak semakin termotivasi untuk bekerja keras sebagai seorang pembantu di kediaman keluarga luar biasa tersebut.

            Setelah semua pekerjaan selesai, bikcak hanya tinggal menemani dan menjaga sambil bermain bersama Citra. Ketika hari sudah menunjukkan pukul dua siang, muncul dua sosok yang menampakkan raut muka sangat kelelahan yaitu Buk Fitri dan Andre. Bikcak dengan kepahaman hati yang ia miliki, dia pun langsung menuju dapur dan membuatkan es sirup. Bikcak pun menyajikan es sirup itu dan Andre berkomentar,

“ Bikcak kayak superhero hahaha, tanpa diminta pun datang menolong seperti es sirup yang bikcak bikin, semua gelombang panas dan kelelahan ini pun sirna hahahaha”.

            Sambil semua orang tertawa kecuali Citra yang sedang asyik menyoret buku gambar kakaknya, bikcak pun menjawab,

“ Alaa nak Andre bisa ajak, tapi bener sih bibik emang peka sama kayak masa muda dulu pas bareng sama pasangan bibik hahaha”. Begitulah jawab bikcak dan makin membuat semua orang hanyut dalam aliran tawa.

Andre pun menjawab lagi,

“ Alaa bikcak baper-baperan hahhaha”.

“ Emang kenyataannya kayak gtu, trus nak Andre emang paham maksudnya perasaan kek gtu?” Sahut bikcak bertanya.

Andre pun menjawab, “Emmm ngertii kok tapii dikit hehehh” sambil tersenyum malu. Buk Fitri yang mendengar percakapan itu menyadari bahwa anaknya sudah terjangkit tanda-tanda kedewasaan seperti rasa daya tarik dengan lawan jenisnya.

“ Nak, Apakah ada temenmu yang kamu suka? Kalo ada kenapa kamu gak bilang-bilang sama ibuk?”,

            Sebelum menjawab pertanyaan yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi itu, datanglah Pak Danan yang baru pulang dan itu membuat Andre semakin kesusahan dalam menjawab pertanyaan ibunya itu, namun Andre memberanikan diri untuk mengeluarkan sikap percaya diri dalam diri kepada keluarganya, ia pun melatih mentalnya dengan menjawab,

“ See..See...Sebenarnya ada sih yang andre suka di kelas, namanya susi. Dia anak yang pintar bu”.

Ayahnya pun memotong percakapan itu,

“ Alaa anak ayah udah besar yaa”.

Bikcak ikut melontarkan komentar, “ Ciee nak Andre udah gede hehehe”.

“ Eee apa jak ayah sama bibik ni” jawab Andre dengan raut muka tersambar rasa malu.

            Buk Fitri pun berpikir tentang anaknya yang sudah menginjak kedewasaan , ia kurang setuju tetapi ia pun berpikir apapun itu asalkan anaknya merasa tenang namu akan tetap ia kontrol dan memberika berbagai macam nasehat agar anaknya tidak masuk dalam jurang kesalahan. Buk Fitri pun menanyakan beberapa hal kepada Andre,

“ Ohh Susi, anak yang duduk disampingmu itu? Awal kamu suka sma dia gmna sih? Ibu jadi penasaran”.

Dengan kaget level tinggi, Andre mengira ibunya akan marah kepadanya, namun pertanyaan yang dilontarkan ibunya itu membuat dia semakin percaya diri dan menjawab pertanyaan itu dengan lancar tanpa kegugupan sedikitpun.

“ Bener dah bu, dia duduk disampingku, awalnya itu kan saat jam pelajaran matematika, kami diberikan beberapa contoh soal yang harus dijawab dan dikumpulkan hari itu langsung, saat ingin mengumpulkan tugas itu, tanpa sengaja Andre dan Susi tabrakan dan buku kami jatuh bersamaan, lalu dengan kompak kami mengucapkan maaf dan mengambil  buku itu dan entah perasaan apa yang datang, dan anehnya sampe-sampe Andre dan Susi ndak peduli sma temen-temen yang bersorak ciee-ciee”.

            Setelah itu, Andre pun menanyakan apa hal yang harus dia lakukan untuk menghadapi situasi itu kepada orang tuanya dan bikcak. Melihat anak mereka yang sudah menginjak kedewasaan, mereka pun memberikan sedikit kebebasan kepada anaknya namun tetap dalam kontrol dan pengawasan mereka. Namun Sang Ayah yaitu Pak Danan masih ragu akan hal itu, karena ia takut anaknya akan menyalah gunakan sedikit kebebasan itu, namun Sang Istri berhasil membujuknya dengan kalimat,

“ Kita harus percaya sma anak kita, kita akan trus mengawasinya dengan panduan agama, jadi ayah jangan khawatir, kita jaga anak-anak kita bersama-sama”. Sang ayah pun langsung tersenyum manis.

Mendengar semua penjelasan orang tuanya, Andre pun memutuskan untuk tidak berpacaran namun tetap mempertahankan perasaan sayangnya kepada susi. Mereka pun seperti orang pacaran akan tetapi mereka hanya bertemu saat orang banyak maupun ditemani orang tuanya, semua itu mereka lakukan karena walaupun mereka diberikan kebebasan namun tetap dalam pengawasan.

Menjalani hubungan seperti, tanpa terasa Andre dan Susi sudah menginjak kelas 3, mendapatkan banyak sekali teman dan sahabat dan menjalankan hubungan dengan baik walaupun dihiasi dengan rintangan-rintangan namun mereka dapat mengatasinya. Walaupun begitu, Andre dalam perjalanan waktu itu ia mendapatkan banyak sekali cobaan lain yang berkaitan dengan haknya sebagai anak yang harus membanggakan keluarganya dan menjadi contoh bagi adiknya yaitu Citra, tidak hanya itu ia juga  hampir menyerah karena ia sudah kelas 3 dan fokus terhadap kelulusannya dan berjalan berdampingan dengan rasa sakit yang ia alami yaitu penyakit maag. Itu semua membuatnya merasa tertekan dan dia harus memberikan sedikit perhatiannya kepada Susi karena ia merupakan manusia bersejarah dihati anak sulung Pak Danan dan Buk Fitri.

 Tetapi dengan motivasi dari orang tuanya, sahabatnya dan juga Susi, ia pun bangkit dari tekanan itu. Setelah melewati betapa sulitnya perjuangan kelas 3, akhirnya Andre dan Susi mendapatkan kelulusan dan meraih peringkat siswa dengan nilai UN tinggi. Mendapatkan kebahagian itu, datanglah rintangan baru yang menyapa mereka berdua yaitu perpisahan karena akan melanjutkan pendidikan di wilayah yang berbeda.

Andre yang sudah bersama Susi selama 3 tahun tidak setuju akan perpisahan itu, namun ssat berada dirumah, bikcak pun mengetahui akan hal perpisahan itu dan langsung mengahampiri Andre dengan membawa es sirup dan berkata,

“ Ini nak Andre, diminum”.

“ Ehh makasih bikcak” jawab Andre.

Bikcak pun melanjutkan perkataannya,

“ Nak Andre jangan takut kehilangan , karena jika kalian emang jodoh pasti nantinya akan dipertemukan kembali , jadi tanamkan rasa kepercayaan masing-masing, lagian nak Andre jga harus membanggakan keluarganya kan, lihat Ibuk dan Bapak percaya sma nak Andre. Susi jga pasti merasa seperti itu, jadi jangan menyerah hehehe”.

            Karena motivasi itu dan tambahan dari kedua orang tuanya, Andre pun bangkit lagi dan lagi. Andre dan Susi pun memutuskan untuk berpisah namun tetap membawa perasan yang sama. Andre berkata kepada susi,

 

“ Besok setelah bertemu kembali akan kulamar kamu, jadi jaga dirimu dan hatimu baik-baik”

“ Iya akan kutunggu, kamu jga Ndre, jaga diri dan hatimu, I Love You”.

            Dengan berakhirnya percakapan itu, maka dimulailah masa perpisahan diantara mereka.

Setelah waktu berjalan begitu lama dan rindu diantara mereka sudah ditabung hingga menyeruapi gunung tertinggi didunia. Mereka pun berhasil membanggakan keluarganya masing-masing. Dengan takdir Tuhan Yang Maha Kuasa, keduanya pun dapat bertemu dan memecahkan celengan rindu yang menyerupai gunung itu, tak hanya itu mereka pun bertemu dengan membawa perasaan yang sama seperti dulu.

Sesuai dengan perjanjian mereka, akhirnya mereka pun menjadi pasangan dengan restu dari orang tua masing-masing. Andre dan Susi menjadi pasangan yang kedua kalinya sejak perpisahan itu. Mereka pun hidup dengan bahagia dan akhirnya mendapatkan buah hati yang mereka namakan dengan Bhakti sesuai nama tempat bersejarah mereka. Mereka pun menjalankan keluarganya dengan mengikuti cara orang tua mereka untuk menjadi keluarga yang memiliki kebahagian yang hampir sempurna seperti halnya keluarga mereka dulu.

Postingan populer dari blog ini

Teks Ceramah

 A. Definisi dan Ciri-Ciri Ceramah     1. Definisi Ceramah          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal atau pengetahuan. Ceramah juga berarti penuturan bahan pembelajaran secara lisan. Ceramah merupakan pidato yang bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk mengenai suatu permasalahan kepada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Secara umum, ceramah mempunyai pengertian tentang suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.         Pada dasarnya, pidato, ceramah, dan khotbah memiliki persamaan, yakni pengungkapan pikiran di hadapan banyak orang. Namun, dalam pelaksanaannya, antara pidato, ceramah, dan khotbah memiliki perbedaan. Pidato sering kita ikuti dalam acara-acara resmi, misalnya seminar, rafat pleno,. Ceramah diadakan untuk acara-acara tert...

Teks Laporah Hasil Observasi

            Sebuah laporan hasil observasi dapat disajikan dalam bentuk teks tertulis maupun teks lisan. Kamu sering melakukan observasi atau pengamatan, tetapi belum memahami cara menyusun teks laporannya dengan baik. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan penyusunan laporan hasil observasi yang kamu dengar atau kamu baca dari media televisi, koran, majalah, atau internet. A. Pengertian, Ciri-Ciri, Sifat, dan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi 1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi          Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil kegiatan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi. 2. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi     Teks laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri yang membedakann...

ANEKDOT

A. Definisi. Ciri, dan Jenis Anekdot   1. Definisi Teks Anekdot     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau orang terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Orang-orang penting yang diceritakan dalam anekdot bermacam-macam, seperti tokoh politik, sosial, dan agama.  Sementara itu, peristiwa yang diceritakan dalam anekdot merupakan peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman anekdot juga digunakan untuk menceritakan tokoh dan peristiwa fiktif.     Anekdot mengandung humor. Humor dalam anekdot dibentuk dengan kelucuan atau kekonyolan tokoh. Tindakan ataupun ucapan tokoh menimbulkan humor karena adanya peristiwa ganjil yang mendasarinya. Humor juga dapat diciptakan melalui permainan kata, makna, ataupun pelesetan terhadap suatu kata ataupun frasa.     Humor dalam anekdot bukan hanya bersifat menghibur. Bia...