Malam minggu telah tiba, malam yang
merdeka untuk seluruh siswa. Yang mereka pikirkan hanyalah bersenang-senang.
Tidak dengan si Akhilendra, salah satu siswa yang paling sibuk di Sekolah. Ia
mengikuti organisasi dan banyak ekstrakurilkuler. Setiap hari dia disibukkan
dengan Organisasi dan Ekstrakulikuler. Saking sibuknya kadang dia lupa akan
kewajiban utamanya sebagai siswa yaitu belajar. Disaat orang-orang bersenang-senang di malam minggu. Ia harus
mengikuti rapat dengan organisasinya membahas tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk bulan depan.
Nah, keputusan dalam rapat, ia
mendapat kepercayaan sebagai ketua pelaksana untuk kegiatan tersebut. Awalnya
ia menolak, karena ia merasa dirinya tidak sanggup sebagai ketua. Ia merasa
belum punya banyak pengalaman. Tapi teman-temannya meyakinkannya untuk menjadi
ketua. Dengan setengah hati ia menerimanya dengan syarat teman-temannya harus
membantunya dalam mensukseskan kegiatan tersebut. Kemudian ia menyusun
kepanitiaan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan, didampingi oleh salah seorang
temannya yang bernama Rayadinata. Rayadinata memiliki beberapa pengalaman dalam
melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu, ia mengajak Rayadinata untuk
membantunya dalam menyusun kepanitiaan.
Esok harinya Akhilendra mengajak
rekan-rekan panitia untuk rapat membahas konsep untuk kegiatan yang akan
dilaksanakan. Ia dengan percaya diri membuka rapat dan memulai diskusi tentang
konsep kegiatan. Setelah sekian lama berdiskusi, keputusan sudah ditemukan.
Selanjutnya Antasena menyuruh sekretaris menyusun proposal kegiatan untuk
meminta dana kei sekolah. Dan menyusun rencana kegiatan dengan panitia yang lain
supaya kegiatan berjalan lancar.
Awalnya semua rencana berjalan
lancar, tapi tidak dengan dana. Dana dari sekolah belum cair. Hal ini membuat
ia mencari cara untuk mengatasinya karena tidak adanya dana, maka ia tidak bisa
melaksanakan kegiatan. Ia cukup berfikir keras memikirkan masalah ini, karena
ini merupakan kendala pertamanya dalam memimpin. Untungnya ada uang sisa dari
tahun lalu yang bisa digunakan untuk menutupi semuanya sebelum uang cair
disekolah.
Masalah itu baru permulaan,
kendala-kendala baru mulai bermunculan yang lebih parah. Ternyata persiapan
yang ia dan panitia lakukan belum maksimal, banyak kekurangan. Ia pusing
mencari solusi sampai ia lupa akan kesehatannya. Ia sering lupa makan dan
selalu tidur di atas jam satu dinihari. Ia lupa makan dan tidak bisa tidur
karena memikirkan solusi dari masalah besar yang dihadapinya. Kewajibannya sebagai
siswa ikut terganggu, jarang masuk kelas. Kelas dijadikan jadi tempat tidur. Pusing,
lelah, dan pengen pergi dari tanggung jawab yang ia rasakan. Ia merasa Allah telah
ngujinya di luar batasnya kemampuannya.
Tapi setiap ia ingin menyerah, selalu
ada seseorang yang selalu menyemangati. Orang tersebut adalah Puspa. Puspa
adalah sahabanya saat SMP. Saat ini Puspa yang masih sering komunikasi
dengannya. “Ayo semangat Dra, masa mau nyerah. Bayangin kalo kamu nyerah,
bagaimana dengn rekan-rekan panitia yang lain. Kalo mereka ikut nyerah,
kegiatan gagal, nama baik mu rusak dan nama baik rekan-rekan mu ikut rusak.
Orang tidak lagi memberikan kamu kepercayaan ke kamu. Iangat kita hidup dimana
orang akan lebih mengingat kesalahan daripada kebaikan kita”. Ucapan itu yang
menghalanginya untuk menyerah. Ia merasa di tampar dengan ucapan itu Ia pun
memutuskan trus maju, walaupun banyak tantangan, ia berkomitmen untuk
menjalankan kewajibannya, apapun dan bagaimanapun tantangan yang akan
dihadapinya.
Akhirnya setelah berkomitmen, ia
melaksanakan kewajibannya sebagai ketua dengan semangat dan ikhlas. Ia mampu
mengajak rekan-rekannya untuk tetap semangat dalam melaksanakan tugas. Ia
mengatakan ke rekan-rekannya “ingat rekan-rekan sekalian kita telah di berikan
kepercayaan oleh sekolah dan teman-teman untuk melaksanakan kegiatan ini. Saya tau kita semua lelah, tapi ini adalah
tanggung jawab yang harus kita selesaikan dengan sebaik mungkin. Keberhasilan
kegiatan ini tergantung pada kita. Kalau kita serius, insya allah kegiatan ini
akan lancar sesuai yang kita rencanakan. Jadi saya minta ke rekan-rekan
sekalian tetap semangat dan dalam menjalankan amanah yang diembankan ini”.
Setelah itu semua rekan-rekannya menjadi semangat dalam melaksanakan tugasnya
masing-masing.
Ia percaya, setelah selesai dari
kegiatan ini ia menjadi seseorang yang lebih baik. Selalu mempertimbangkan
keputusan yang akan ia buat dan suatu saat nanti pengalaman ini sangat berguna
untuknya. Karena tidak semua orang punya pengalaman dan sanggup menjadi seorang
ketua.