Langsung ke konten utama

Di balik Cahaya yang Tak Pernah Terang


Tok tok tok Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Tok tok tok Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh … Ton

Tok tok tok Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh …. Anton

Suara berisik dari luar itu seakan membuat kupingku bengkak. Kemarin adalah hari yang melelahkan. Aku sudah memutuskan untuk beristirahat pagi ini tetapi terpaksa terbangun oleh suara nyaring layak kedelai yang memekik.

“Ahhh.. Iya iya gua keluar niii” sambal menghela nafas panjang aku pun keluar rumah. “Ada apa mal pagi buta juga” kataku pada Akmal yang terlihat tak sabaran itu. “kamu lupa ya pagi ini ada expo bro expo”

“Astaghfirullah aladzhim khilaf ana “.

“Kok aku bisa lupa yaa “ sambil menggaruk-garuk kepala.

Aku tak habis pikir bisa melupakan hal yang paling penting minggu ini.

“Kamu sih ton sering pakai earphone suka lupa hal disekeliling lama lama hidup lo mungking bakal lupa kali ya”

“ Alah lu paling sama juga”

Aku memang orang yang pelupa sejagat. Baru taruh pulpen langsung lupa.

Aku menatap Akmal yang sudah terlihat capek menunggu

“Mal mana si Oke belum datang?” kataku keheranan

Oke adalah sapaan untuk Eko, orangpaling disiplin sejagat. Pernah Eko memarahiku habis habisan karena telat hanya 1 menit.

“Noh disono gak liat udah merah mukanya tuh” kata Akmal sambil memasang tampang paling ngeselin

“Woi!! Lama!” Terlihat jelas muka merah Eko “Mirip Tomat”.

“Kita duluan yaa yang telat bayar tiket” kata Akmal dengan muka super ngeselin

“Hah, Ayo pergi” Aku menghembus nafas dan tanpa pikir panjang aku bergegas mengambil sepeda dan mengejar mereka.

Kalau soal sepeda memang belum ada orang yang bisa menandingi diriku. Aku pernah menang lomba sepeda tingkat kota pada tahun 2017. Tak lama kemudian aku dapat mengejar mereka.

“Mal, Ko, masih jauh gak?”

“Kagak tinggal dikit” kata Akmal

“Alah masa juara sepeda cepet capek” kata Eko sambil senyum *ngolok* khasnya.

Tak lama kemudian kami akhirnya sampai ketempat pameran sains. Ballroom tempat pameran itu terlihat sangat luas dan mewah. Kami kaget hanya melihat depan ballroom itu. Kami kaget bukan karena bentuk ballroom itu tapi ramainya yang seperti sudah tidak tebendung. Ballroom itu seperti sudah menjelma layak kantor pos yang sedang ramai-ramainya pengunjung. Aku dan Akmal sudah kehabisan pikiran agar bisa masuk ke dalam ballroom. Tapi Eko malah nyengir gak jelas.

“Ko, gimana nii” Kata Akmal dengan nada putus asa

“Hah, udah capek capek bangun pas ahad tau tau gini” kataku

“Nyoh” Eko tiba tiba menyodorkan kami 4 lembar tiket yang aku sendiri tak pernah membayangkan dia akan memilikinya. Eko yang kutahu orang yang paling pelit sejagat. Bagaimana bisa diam mau memberikan tiket yang kelihatan mahal itu. Tapi, aku mencoba berpikir positif karena Eko tidak mungkin mencuri. Eko benar-benar jujur.

“Yoh, tumben ko gimana ceritanya?” kata Akmal

“RAHASIA” dia cuman jawab begitu dan selesai.

“udah dah daripada basa basi langsung ae” kataku

Ketika kami menginjakkan kaki pertama kali di ballroom itu hawa sejuk Pendingin alias AC itu seakan menyapu bersih panas dan keringat. Aku memperhatikan dengan baik ballroom itu. Disisi setiap pojok ballroom ada food corner disisi kanan dan kiri dikelilingin stan-stan yang menyediakan suguhan informasi untuk menyegarkan tenggorokan yang haus akan ilmu. Bentuk jajaran stan itu seperti ular dan sepanjang jalan terhampar karpet merah. Ketika ku melihat keatas terlihat chandelier yang mewah dan super mahal. Ketika siapapun masuk seluruh hidupnya seperti diisolasi di ruangan serba emas dan disedot melalui dimensi waktu yang mengubah alur kehidupan.

Disaat aku sedang mengagumi keindahan dan kemewahan dunia terdengar seseorang menyebut namaku. Ketikaku menoleh kebelakang aku kaget bukan main.

“Andre sedang apa lu disini.” Kataku dengan ekspresi yang masih tak percaya

Andre adalah temanku saat masih di pesantren. Dia pendiam dan tak pernah tertarik dengan segala sesuatu yang berbau sains dia cuman berorientasi pada masalah sosial saja.

“Iya gua dapat tiket dari kotak pos” katanya menyodorkan tiketnya

“Yohh kok beda warna tiketnya” Aku menyodorkan tiketku padanya juga

“Loh kok bisa kamu dapat tiket VVIP!” kata Andre terheran heran

“Kok bisa?!” Aku semakin merasa curiga ada yang salah.

“Ya udah Dre gua jalan ya”

“Wokeh”

Aku tidak sadar kalau Akmal dan Eko sudah hilang. Aku semakin bingung karena harus mencari dua zebra diantara kerumunan zebra yang ada di savanna. Aku memperhatikan tiket ku lebih detail lagi. Ada tulisan “gather at alpha room” artinya berkumpul dirungan alpha. Aku semakin tidak mengerti. Aku memutuskan untuk mencari ruangan alpha ini. Akhirnya aku menemukan ruangan alpha di sudut ruangan utama dengan dijaga orang menggunakan jas hitam. Dia menoleh kearahku dengan muka datar dan melihat kearah tiketku.

“This way sir” katanya sambil membukakan pintu

“Ooo this way thank you” Sambil terbata-bata *gugup*.

Aku memang orang yang sangat penasaran. Saking penasarannya rasanya ada angin yang tertiup sangat kencang dari belakang yang mendorongku untuk masuk keruangan itu. Ketika aku masuk ternyata aku tidak langsung masuk kedalam ruangan alpha tetapi masuk ke sebuah lorong dengan tinggi 3 meter dan lebar sekitar 10 meter. Ketika diujung lorong ada pintu yang tertempel label “Alpha Room” Aku masuk kedalamnya. Baru aku masuk aku sangat terkejut karena didalamnya sempit. Ada tiga pintu di ruangan itu laboratorium, ruang rapat, dan ada satu pintu dengan bahasa yang sangat aneh aku tidak mengerti. Ditengah keanehan itu aku mendengar tawa yang tak asing, tawa Akmal. Suara tawa itu berasal dari ruang rapat. Aku memberanikan diri untuk masuk ke ruang rapat. Ketika aku membuka ruang rapat aku benar benar terkejut. Bukan main ini merupakan hal yang paling mengagetkan dalam hidupku. Aku melihat Akmal, Eko, dan 9 orang dewasa yang menggunakan kostum yang sangat aneh. Ketika aku dating Eko langsung menyuruhku untuk ikut bersama mereka.

“Kamu pasti bingung kan? Udah gua bakal jelasin tapi lu musti ikut pelatihan”

“Hah Pelatihan apa?”

“Pelatihan untuk mengetahui realitas hidup”

“HAH” Aku benar benar tercengang kupikir ini cuman sekadar candaan

“Udah ikut aja”

Aku pun menurut aku mengikuti Eko yang mengarahkanku kearah pintu yang sangat aneh. Arsitekturnya juaga sangat kuno dan memiliki symbol symbol yang benar-benar asing.

“Udah nyampe lu masuk aja gua mau lanjut dulu”

“Lanjut apa”

“Udah masuk aja nanti lo bakal tau”

Ketika aku masuk aku semakin kebingungan karena yang kujumpai bukan arsitektur kuno melainkan ruangan seperti kelas yang sangat modern. Disana sudah ada 15 orang anak yang duduk dan ada 1 kursi kosong. Aku berpikir mungkin kursi ini memang sudah dipersiapkan untukku. Aku mengikuti pelatihan itu selama 3 jam. Dan aku benar benar bingung dengan materi yang disampaikan. 15 orang yang lain justru sangat berkebalikan denganku mereka justru sangat terobsesi dengan materi itu. Pada akhir penyampaian materi kami diberikan suatu modul. Modul tersebut isinya mengenai agama. Kemudian kami disuruh untuk pulang. Dirumah aku masih tidak percaya dengan kejadian yang kualami. Aku mencoba untuk membaca modul yang diberikan judulnya Reality of Islam. Aku membacanya dengan seksama. Halaman demi halaman. Aku menyadari bahwa buku ini sangat aneh ada salah satu halaman di buku itu yang mengatakan

Semua agama itu sama. Yang membedakannya hanyalah bagaimana kita memandang suatu agama itu. Agama itu semuanya benar taka da yang salah dengan itu. Karena pemikiran manusia itu diciptakan oleh Tuhan sama sehingga Analisa kita pada awalnya sama yang membuatnya berbeda adalah lingkungan yang membesarkan kita. Seseorang yang terlalu fanatik dengan agamanya adalah suatu kebodohan. Dia tidak memperhatikan bahwa Tuhan memberikan kebebasan berpikir. Freemasonry menyatukan segalanya. Semua menjadi satu. Taka da yang rasis satu sama lain. Kita memperjuangkan tujuan suci yaitu perdamaian dimuka bumi. Dunia akan menjadi satu berkat perjuangan kita. Kita adalah perdamaian.

Aku benar benar tak percaya dengan isi modul itu. Aku memutuskan untuk bertanya pada ustadz Rozaq besok. Ustadz Rozaq merupakan ustadz yang sangat pintar dan merupakan teladanku. Ustadz Rozaq adalah guru ngaji terbaik sejagat. Dia memang bukan ustadz yang terkenal. Tetapi, aku selalu mempercayainya karena dia dapat menerangkan seesuatu yang rumit dengan bahasa yang sederhana.

Malam tiba tetapi aku benar benar tidak bisa tidur. Hatiku gundah. Kurasa aku terkena insomnia akibat depresi dan frustasi yang masih menghantam layak godam yang terayun mengenai kepalaku.  Aku masih membayang-bayangkan mengenai perkumpulan aneh, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang masih belum bisa kupecahkan. Perlahan kucoba untuk tidur dengan mendengarkan murottal Al-Qur’an yang dibacakan oleh Mishary Rasyid. Benar saja tidak sampai 10 menit aku langsung tidur dengan pulas.

Keesokan harinya aku benar-benar tidak ingin berangkat sekolah. Kakiku layak besi yang terhisap oleh batu magnet yang sangat kuat dan tersedot dalam medan gravitasi yang muncul dari kasurku. Aku benar-benar tidak ingin bertemu dengan dua temanku itu. Tetapi, orangtuaku memaksaku untuk pergi kesekolah. Akupun tidak dapat berbuat banyak. Aku pergi ke sekolah dengan berat hati. Di sekolah aku merasa risih karena kedua temanku terus membombardirku dengan doktrin doktrin aneh.

“Ya Allah, Hamba mohon waktu ini dipercepat” Kataku dalam hati sambil mendengar ocehan kedua kawanku itu.

“Gue pengen ketempat itu secepatnya, pengen naik tingkat” Kata Edo penuh semangat

“Hush, nanti ada yang dengar, kecilan ngomong!” Kata Akmal mengingatkan

“Ton kok loe diam aja” Kata Edo sambil menyenggolku

“Gk gue cuman kurang tidur masih terlalu semangat” kataku

“Baguslah gimana kalo kita pergi sore ini?” Kata Edo

“Sori kalau sore ini gue gak bisa ada agenda” Kataku

“Ahh, Sok penting lu” Kata Akmal

“Yowes kalu gk mau ikut ya sudah” kata Edo

Bell pulangpun berbunyi. Aku merasa seperti orang yang dibebaskan dari sidang pengadilan tinggi. Aku segera bergegas pergi ke rumah ustadz Rozaq. Aku mengayuh sepedaku seperti rossi pembalap yang menjadi calon legenda dunia balapan motor.

Diperjalanan aku merasa diikuti oleh seseorang. Aku terus merasa tidak nyaman dan gundah. Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa tidak mungkin singa mau membuntuti semut. Lagipula rumah ustadz Rozaq tidak terlalu jauh dari rumahku hanya sekitar 1 km saja. Dan aku memakai sepeda.

“Huh, tinggal sebentar sampai, sudahlah jangan dipikirin” Kataku sambil menghela nafas panjang

Ketika sampai diirumah ustadz Rozaq aku langsung disambut oleh ustadz Rozaq. Ustadz Rozaq adalah ustadz yang sangat ramah terhadap semua orang yang ditemuinya. Dia akan menyapa seluruh orang yang ditemuinya dijalan. Ustadz Rozaq juga terbuka dan gaul. Karena itu, setiap ngaji dirumah ustadz Rozaq aku selalu pulang telat untuk minum teh dan mengobrol dengan ustadz Rozaq.

Begitu bertemu dengan ustadz Rozaq aku langsung bersalaman dan menyapanya.

“Assalamualaikum ustadz, Kayfa Hal?”

“Alhamdulillah, Antum Ton, Kayfa Haluk?”

“Alhamdulillah, Ana Sehat wal ‘Afiyat Ustadz”

“Tumben Ton mampir hari ahad, biasanya antum main sama teman-teman antum tu, si Akmal, Banu, Eko, sama si Bintang”

“Jadi begini ustadz ana mau curhat dan diskusi, masalah ini benar benar serius Ustadz”

Kemudian aku menceritakan seluruh kejadian yang kualami kepada ustadz Rozaq dari awal sampai kenapa aku memutuskan untuk bertanya pada ustadz Rozaq. Ustadz Rozaq menyimakku dengan seksama sampai akhir ceritaku. Kemudian beliau memberitahuku mengenai organisasi bernama freemason. Kata beliau organisasi itu adalah organisasi yang berbahaya mereka dipenuhi oleh kaum ateis dan yahudi yang berkedok sebagai organisasi kedamaian. Mereka memiliki tujuan untuk mengubah tatanan dunia. Mereka mengkampanyekan tatanan dunia baru yang damai dan indah tetapi sebenarnya mereka hanya ingin membangkitkan Dajjal.

Ketika mendengar kata Dajjal aku terkejut bukan main. Aku membayang kan bagaimana untuk mengubah pemikiran teman-temanku yang sudah termakan oleh hasutan para pengikut Dajjal.

Melihat wajahku yang terkejut Ustadz Rozaq memberikanku saran untuk membaca buku How to Beat Them karya Muhammad Hasan Green.

“Mungkin buku M. Hasan bisa bantu antum untuk menyadarkan teman temanmu”

“Tapi ustadz dimana saya bisa dapat buku itu ustadz”

“Tunggu sebentar ustadz ambilkan dulu”

Ustadz rozaq mengambil buku tersebut dan langsung menyodorkannya padauk. Di buku itu ada logo freemasonry yang sama persis dengan yang pernah kulihat di ruangan kelas itu. Melihat covernya saja sudah membuatku menyadari bahwa ini bukan sembarang organisasi. Ini pasti organisasi besar yang sangat berbahaya. Ustadz kemudian menyuruhku segera pulang karena azan maghrib hendak berkumandang.

“Ton, Antum pulang dulu dah nanti Orang tua antum khawatir lagian sudah masuk maghrib ni”

“Ooo iya ustadz, Terima kasih banyak atas bantuannya, ana pulang dulu ya ustadz”

“Iya hati hati dijalan”

“Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh”

“Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh”

Sesampainya dirumah aku langsung membaca buku yang dberikan oleh ustadz Rozaq. Buku itu berisi mengenai apa itu freemasonry, sejarah orgaisasi mereka, dan tujuan serta doktrin mereka. Tetapi bagian yang membuatku tertarik dan fokus adalah mengenai bantahan-bantahan mengenai doktrin doktrin mereka. Aku memutuskan untuk membuat rencana terlebih dahulu sebelum aku meyakinkan teman temanku. Tetapi, malam sudah mulai menrik bulu mataku. Jadi, aku memutuskan untuk mengorek informasi lebih dalam kepada Akmal dan Eko, dan menanyakan alas an mereka bergabung besok.

Rasanya baru saja malam menyapa matahari sudah menggeser bulan dengan cahayanya yang membuat bulan pergi seakan takut dengan cahayanya. Mengetahui hal itu, aku langsung bergegas pergi ke sekolah.

Di kelas aku langsung mendatangi kedua temanku itu.

“Ton kemana aje lu kemarin, kita pada diskusi penting kemarin” Kata Akmal memakai muka seriusnya

“Ahh, ada urusan mendesak privasi-privasi” kataku

“Ahh sok privasi lu” kata Akmal

“Udah cobak liat berita ini dulu, ada yang meninggal di lingkungan kite” Kata Eko mengalihkan pembicaraan sambil menyodorkan koran

“Ditemukan mayat di dalam suatu rumah dengan keadaan dimutilasi” Kata Akmal membaca berita di koran itu

“Korbannya penyebar hoak yang sering disebut waktu diskusi itu” Kata Eko

“Rasain tuh, Siapa suruh nyebar hoak tau sendiri akibatnya”

Kedua temanku menertawainya. Disisi lain aku terkejut dan tak percaya. Aku tak bisa berkata apapun. Dalam kepalaku hanya berisi aku ingin pulang. Aku tak bisa konsentrasi pada hari itu. Aku merasa bahwa seluruh pelajaran pada hari itu hanyaah sebuah kekosongan belaka.

Suara gaduh yang dapat menyadarkanku dari kekosongan hanyalah suara bell pulang yang memekik telinga. Begitu bell berbunyi aku langsung mengambil sepeda dan menggoesnya dengan cepat. Tubuhku sampai basah karena dipenuhi air yang terus mengucur dari pori pori kulitku. Pikiranku kacau, aku tidak dapat berpikir dengan jernih.

“Ini mustahil, ini mustahil, ini cuman prasangka, HAH!!” Teriakku dengan semakin mengayuh dengan lebih cepat.

Aku sampai di sebuah gang sempit yang terasa tak berujung. Ketika ku belok keluar dari gang itu aku melihat rumah yang penuh dengan kebisingan. Suara-suara bercampur menjadi satu membuat kegaduhan. Tanpa sadar mataku menjadi lembab dan air mulai keluar dari rongga-rongga di mataku. Air itu membasahi pipiku hingga terasa seperti hujan yang tak dapat berhenti.

“ARRRGGGGGGHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!, Mustahil”

Aku menerjang masuk menerobos keramaian. Aku pergi kearah suara sirine yang sudah tak asing lagi. Aku langsung bertanya pada petugas berpakaian rapi berseragam dengan kumis tebal dan wajah seram.

“Pak apa petunjuk terakhir”

“Nak siapa kamu kamu keluarganya atau siapa disini berbahaya nak”

“Saya mau tahu apa kata terakhirnya pak, biarkan saya bertemu dengannya”

“Nak tolong menjauh dari sini atau saya usir!”

“Tolong pak Tolong”

“Tidak!!, ini berbahaya, Edo antar anak ini pulang”

“Siap Pak, Nak disini berbahaya ayo kita ke tempat yang lebih aman”

Akupun menurut tetapi aku mencoba mencari celah untuk mengetahui kejadian didalam. Aku mencoba menenangkan diriku. Sambil berjalan akupun bertanya pada Pak Edo mengenai kejadian di dalam rumah itu. Melihat wajahku yang masih terlihat pucat pasi pak Edopun memberitahuku kejadian di dalam.

“Ada, pria umur 30 tahun meninggal, Dia di mutilasi”

Kata kata itu menekan kepalaku. Aku tak kuasa menahan kata kata itu. Serasa ada tombak yang menusuk tepat di jantungku yang terbuat dari satu kalimat yang terlontar. Dan membuat bendungan air di mataku tumpah ruah. Aku benar-benar tak tahu lagi harus bagaimana. Aku benar-benar merasa kehilangan. Kehilangan orang, panutan, dan guru sekaligus temanku. Orang yang paling kuhormati setelah orang tuaku. Ustadz Rozaq.

“Nak kalau boleh tau dia siapa”

“Dia adalah salah satu orang yang paling berjasa dalam hidup saya pak, dia salah satu orang yang sangat kupercayai, saya ingin segera tahu pak, siapa yang membunuhnya!” Kataku tak kuasa menahan amarah yang membakar sekujur tubuhku.

“Hal itu masih dalam tahap penyelidikan nak, kalau ada perkembangan nanti saya kabari ini nomor saya, sejauh ini juga kami hanya menemukan angka yang ditulis almarhum sebelum dia meninggal” kata pak Edo menyodorkan kartu namanya

“Apa itu pak, tolong beritahu saya”

“215”

Mendengar kata-kata ini aku bingung apa maksud dari kata-kata ini. Ini aneh untuk apa ustadz meninggalkan petunjuk mengenai ini. Tiba-tiba aku teringat sesuatu aku langsung bergegas pergi dan berpamitan dengan polisi tadi. Aku langsung mengayuh sepedaku dengan kecepatan maksimum ke rumahku. Aku mempunyai dugaan mengenai kata kata terakhir ustadz Rozaq.

Ketika sampai dirumah aku langsung berlari kekamarku dan meraih pemberian terakhir Ustadz Rozaq. Aku membuka halaman 215. Dugaanku benar ada kertas yang terselip dihalaman itu. Aku mencoba membaca kertas itu.

The Truth

Kepada siapapun yang membaca surat ini. Namaku Patrick von Astrea alias Rozaq. Aku adalah salah satu dari elit freemasonry. Aku keluar dari organisasi itu sejak umurku 27 tahun atau mungkin lebih tepatnya aku kabur dari organisasi itu. Aku berubah dan sadar sejak bertemu dengan M. Hasan dia memberitahuku semuanya. Dia menyadarkanku. Aku sembunyi selama 1 bulan dirumahnya. Dialah yang membuatku kabur dari organisasi itu. Dia yang memalsukan seluruh identitasku. Ketika aku merasa aman akupun tinggal disebuah rumah yang sederhana dan menjadi seorang guru ngaji disana. Aku bisa ngaji juga berkat M. Hasan. Akhir-akhir ini aku merasa dibuntuti. Sepertinya mereka tahu. Aku merasa umurku tak lama lagi jadi kuwariskan buku ini kepada siapapun yang kupercayai. Aku yakin orang yang memegang buku ini adalah orang yang dapat dipercaya. Jika aku nantinya meninggal bersembunyilah karena aku merasa kau juga akan dibuntuti. Kau harus menemui M. Hasan, kawan lamaku. Aku yakin dia bisa membantumu menyelesaikan masalahmu. Jika kau bertemu dengannya katakan “Aku adalah teman Rozaq PUTKL” Bersama surat ini saya lampirkan rumah M. Hasan.

Aku sadar selama ini aku juga dibuntuti. Aku harus menyelamatkan diriku dan teman-temanku serta keluargaku. Mereka tidak boleh dibunuh aku harus menyelamatkan mereka. Aku langsung menuju kedua orang tuaku Aku memberitahu mereka semuanya. Mereka tidak percaya dan menggaap omongan ku hanya buyalan.AKu terus meyakinkannya dengan memberinya surat ustadz Rozaq. Akhirnya merekapun kaget bukan main. Mereka langsung mengjakku pergi kerumah M. Hasan. Akupun heran tetapi aku menahan keherananku dan bertanya apakah temanku boleh ikut.

“Abi, Umi, Eko sama Akmla boleh ikut”

“iyadah cepetan kita jemput mereka sekarang”

Kami pun bergegas menuju rumah Akmal dan Eko yang memang berdampingan. Ketika kami sampai mereka hanya berdua di rumah. Kamipun meyakinkan mereka. Wajah mereka pucat pasi mendengar kami. Merekapun mengiyakan.

“Oke kalau begitu Eko Akmal, orangtuamu gak sekalian”

“Jangan ajak orang tua kami tolong mereka elit. Mereka elit”

“Mereka bahkan tidak menganggap anaknya sendiri, aku takut kita akan langsung dibunuh”

Kamipun langsung bergegas ke rumah M. Hasan.

“Anton dimana rumah M. Hasan” kata ibuku

“di Turki Bu.”

“Hah, Turki berarti kita harus pakai pesawat”

“ Ndak papa, Ayah udah siapkan uang kita langsung berangkat hari ini”

Kami pun langsung bergegas ke bandara. Di bandara kami langsung terbang ku Turki. Singkat cerita kamipun sampai di Turki. Kami bertemu dengan seseorang yang menggunakan tuxedo. Dia mendekat kepada kami dan bertanya.

“Where are you com from?”

“Indonesia”

“What are you doing here our candidates?”

“Hmm, we are doing some research here”

“What kind of research?”

“Secret Research”

Dia kemudian menelpon seseorang. Ketika dia menelpon seseorang ayah membisiki kami untuk segera berlari. Kamipun langsung berlari menuju suatu taksi. Kami langsung dikejar oleh pria itu ketika lari. DUaaarr!!!. Suara timah panas yang keluar dari pistol orang tadi. Timah itu menancap di kaki ayahku. Tetapi ahamdulillah kami semua dapat sampai ditaksi.

Supir taksi tersebut seperti sudah menunggu kami. Akupun merasa mengenal orang ini. Aku pun menyocokkan foto yang ada di halaman terakhir buku M. Hasan dengan supir taksi ini. Aku kaget foto tersebut sama persis dengan wajah supir itu. Aku langsung bertanya

“you are M. Hasan?”

“Bukan, saya tak kenal orang itu”

“Ooo, bisa bahasa Indonesia, Aku adalah temah Rozaq PUTKL”

“Ada apa kalian mencariku?”

“Kami membutuhkan bantuanmu”

“Saya akan membantu semua teman rozaq”

Sontak semua isi mobil kaget dengan pembicaraanku dengan supir itu. Tetapi mereka juga merasa lega karena langsung bertemu dengan orang yang mau menolong. Di perjalanan menuju rumah M. Hasan kami berbincang bincang dengan dia.  Ternyata dia adalah orang yang ramah. Dia juga menyebutkan bahwa dia adalah campuran Indonesia dan Turki. Dia pernah tinggal cukup lama di Indonesia disitulah dia bertemu dengan Ustadz Rozaq. Saat berbincang-bincang aku sebisa mungkin mengalihkan pembicaraan agar dia tidak bertanya lebih lanjut tentang ustadz Rozaq. Aku kira dia akan sangat sedih jika mendengar berita tentang ini. Walaupun aku mengalihkan pembicaraan akhirnya sampai juga di titik dimana aku sudah tidak bisa menyembunyikannya.

“Anton, kamu kesini tidak bersama Rozaq, dia pasti ingn menemuiku”

“Dia tidak bisa menemui anda. Kami hanya disuruh kesini saja”

“Aku rasa kamu menyembunyikan sesuatu. Katakan apa yang terjadi pada Rozaq. Kenapa dia tidak pernah mengirim surat lagi”

Aku tidak bisa menyembunyikannya. Aku menceritakan seluruh kejaian yang kualami. Aku tidak dapat menahan air mataku saat menceritakan kembali. Aku sebenarnya tidak ingin menceritakan kembali karena aku tidak ingin teringat kembali dengan tragedi itu. Ketika aku selesai bercerita, dia tidak menangis. Dia hanya terdiam dan termenung. Entah apa yang dipikirkan pria umur 45 tahun itu. Kami pergi ke sebuah rumah sakit disana untuk mengobati kaki ayahku. Keesokan hari kami melanjutkan perjalanan. Kamipun sampai ke sebuah stasiun kereta. Kamipun diminta untuk naik kereta sampai ke Ankara.

“Kenapa kita berhenti disini Pak Hasan?”

“Kita harus naik kereta untuk sampai tujuan”

“Dimana?”

“Di provinsi Ankara, dari sana nanti kita pergi terbang sampai Rize”

“Apakah tidak apa-apa, kita tidak di diikuti oleh siapapun?”

“Tenang saja aku punya teman disana”

Kamipun berangkat dari Istanbul menuju Ankara. Ketika kami sampai disana sudah ada mobil yang menunggu kami. Kamipun langsung pergi menuju bandara disana. Kamipun langsung menuju loket tiket dan embeli tiket menuju Rize. Semua biaya perjalanan itu ditanggung langsung oleh M. Hasan. Aku rasa dia memang kaya. Tetapi gaya berpakaiannnya terlihat sederhana. Akupun kagum dengan pribadinya. Ketika kami masuk ke pesawat kami aku kaget karena aku mengira kami akan diberikan kursi kelas ekonomi. Tetapi, yang kulihat ternyata M. Hasan memberikan kami kursi kelas bisnis. Di pesawat kami ditemani oleh salah satu teman M. Hasan. Ketika sampai di Rize, terdapat mobil juga yang menunggu kami disana.  Kami langsung masuk mobil.

“Pak Hasan, kita akan kemana?”

“Kita akan ke distrik hemsin. Disana aman karena merupakan distrik kecil, sekitar 30 menit dari bandara”

Ketika kami sampai ke distrik hemsin, kami terpesona dengan pemandangan disana. Benar-benar distrik yang sangat bagus. Terdapat bukit-bukit dan perkebunan teh disana. Kamipun tiba disebuah perkebunan teh disana. Tempatnya agak sepi dan jalannya juga agak sempit dan tidak beraspal. Kami masuk kesebuah rumah yang cukup besar dan tradisional ala turki disana. Kami diturunkan disana dan M. Hasan langsung meminta kami masuk dengan sopan.

“Ayo masuk”

Kamipun masuk disana sudah ada 5 orang berpakaian rapi berjas dan terlihat menunggu kami.

“Aku akan memberitahu kalian siapa aku. Aku adalah pemimpin organisasi PTKLV”

“Organisasi apa itu?” kataku penasaran

“Organisasi ini didirikan oleh kelompok orang yang tidak menyukai freemasonry dan berdiri atas kesadaran dan anggotanya kebanyakan merupakan korban dari kekejaman organisasi itu”

“Kami tersebar di seluruh turki. Tapi kami belum bisa mendirikan cabang di Indonesia. Kami mengharapkan saudara kami Rozaq yang akan mendirikannya. Tetapi dia sudah diendus duluan oleh hidung anjing-anjing mason itu. Jadi, apakah kalian akan bergabung?”

Kami menjawab pertanyaan itu dengan serentak dan mantap “IYA”

“Sebelum itu aku akan memberitahu kalian mengenai kesalahan kalian”

Kami sontak kaget

“Ada apa M. Hasan?” kata ayahku

“Kalian tidak boleh dengan cerobohnya langsung pergi ke turki. Seharusnya kalian menghubungiku terlebih dahulu. Kedua, kalian harus hati hati dengan filsafat, tak semua filsafat itu baik. Apalagi bersumber dari sumber tak jelas.”

“Kami minta maaf untuk itu Hasan”

“Tidak apa-apa. Sekarang tenangkan diri kalian. Kalian pasti lelah. Disini kalian akan aman. Tidak ada yang akan menggangu kalian disini”

Ternyata dirumah itu sangat luas dan terlihat seperti penginapan. Kami diperbolehkan menginap selama yang kami mau. Rumah itu seperti markas utama organisasi ini.

Akhirnya Akmal dan Eko sadar mereka sudah menjual agamanya, agama yang penuh kebenaran ini yaitu Islam dengan pemikiran-pemikiran barat yang merusak. Kamipun termenung dan menyesali seluruh peruatan kami. Semua benar-benar ada hikmahnya. Kalau tidak karena meninggalnya ustadz Rozaq mungkin kami tak bisa menemukan tempat ini. Kami bersyukur karena dapat melalui kejadian itu. Kami sepakat untuk memperdalam ilmu agama kami. Kami memutuskan takkan menjual agama kami hanya untuk filsafat barat. Kami sudah sadar betapa pentingnya penanaman akidah yang kuat sejak dini agar kejadian seperti ini tidak terulang. Kami harus mendidik penerus kami agar tidak menjadi seperti kami. Kami berkomitmen untuk belajar dan terus belajar mengenai akidah yang benar dan tak langsung percaya dengan pemahaman yang menyesatkan.

Filsafat barat itu benar-benar menakutkan kebanyakan mengajak untuk menjadi ateis alias tak beragama itulah fungsinya. Kalau ingin membacanya diperlukan ilmu yang cukup dan pemahaman agama yang kuat dalam mengkajinya. Jangan langsung percaya dengan kuatnya argumen. Masih diperlukan analisa mendalam mengenai kebenaran dari filsafat itu. Kami sudah merasakan hantaman yang kuat karena menerima dengan mentah materi-materi aneh itu. Tetapi, kini kami sudah merasa aman. Memulai kehidupan baru dan menjadi lebih baik

Fin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Teks Ceramah

 A. Definisi dan Ciri-Ciri Ceramah     1. Definisi Ceramah          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal atau pengetahuan. Ceramah juga berarti penuturan bahan pembelajaran secara lisan. Ceramah merupakan pidato yang bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk mengenai suatu permasalahan kepada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Secara umum, ceramah mempunyai pengertian tentang suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.         Pada dasarnya, pidato, ceramah, dan khotbah memiliki persamaan, yakni pengungkapan pikiran di hadapan banyak orang. Namun, dalam pelaksanaannya, antara pidato, ceramah, dan khotbah memiliki perbedaan. Pidato sering kita ikuti dalam acara-acara resmi, misalnya seminar, rafat pleno,. Ceramah diadakan untuk acara-acara tert...

Teks Laporah Hasil Observasi

            Sebuah laporan hasil observasi dapat disajikan dalam bentuk teks tertulis maupun teks lisan. Kamu sering melakukan observasi atau pengamatan, tetapi belum memahami cara menyusun teks laporannya dengan baik. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan penyusunan laporan hasil observasi yang kamu dengar atau kamu baca dari media televisi, koran, majalah, atau internet. A. Pengertian, Ciri-Ciri, Sifat, dan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi 1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi          Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil kegiatan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi. 2. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi     Teks laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri yang membedakann...

ANEKDOT

A. Definisi. Ciri, dan Jenis Anekdot   1. Definisi Teks Anekdot     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau orang terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Orang-orang penting yang diceritakan dalam anekdot bermacam-macam, seperti tokoh politik, sosial, dan agama.  Sementara itu, peristiwa yang diceritakan dalam anekdot merupakan peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman anekdot juga digunakan untuk menceritakan tokoh dan peristiwa fiktif.     Anekdot mengandung humor. Humor dalam anekdot dibentuk dengan kelucuan atau kekonyolan tokoh. Tindakan ataupun ucapan tokoh menimbulkan humor karena adanya peristiwa ganjil yang mendasarinya. Humor juga dapat diciptakan melalui permainan kata, makna, ataupun pelesetan terhadap suatu kata ataupun frasa.     Humor dalam anekdot bukan hanya bersifat menghibur. Bia...