Langsung ke konten utama

Proposal Penelitian

 

PENGARUH PUASA SENIN KAMIS

TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA

MAN INSAN CENDEKIA LOMBOK TIMUR

SEMESTER GANJIL 2021/2022

 

1.      LATAR BELAKANG

Puasa merupakan salah satu ibadah yang penting dijalankan bagi setiap umat muslim di dunia. Hal ini sudah tetapkan di dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 183 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS.Al-Baqarah : 183)

Di saat ini, banyak diantara orang yang menjalankan ibadah puasa yang hanya mendapatkan rasa lapar dan haus, padahal Allah SWT memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa bukan semata-mata hanya sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah, melainkan di dalam ibadah puasa tersebut terkandung berbagai manfaat didalamnya, seperti puasa sebagai alternatif terapi yang diberikan oleh Allah SWT dalam menjaga dan memperkuat kesehatan fisik dan mental.

Kesehatan mental adalah kondisi atau keadaan mental yang sehat serta terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi jiwa untuk mengahadapi segala masalah. Kesehatan mental perlu dijaga dan dilatih khususnya para pelajar yang menjalani hari-hari melelahkan, dari awal pagi ke madrasah untuk menuntut ilmu dan mengikuti beberapa kegiatan tambahan. Akan tetapi, banyak dari siswa MAN Insan Cendekia Lombok Timur masih belum melaksanakan rutinitas puasa senin-kamis ini dengan baik, padahal dengan besarnya manfaat yang didapatkan dari puasa ini.

Hubungan puasa dan kesehatan mental ini merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena adanya hubungan dalam menjaga kesehatan mental dan menjalan ibadah puasa. Fathanah & Anna (2011) menyatakan bahwa puasa sunah sangatlah baik dan dapat merubah sifat hidup. Puasa membentuk akhlak yang baik seperti rendah diri, tidak sombong, tidak riya', saling membantu, menghormati antar sesama, terjaga jiwanya, emosi lebih terkendali, pikiran lebih tenang, tubuhnya menjadi lebih sehat dan memiliki sifat kedermawanannya sangat tinggi. Rutin berpuasa juga dapat mengendalikan diri.  

Zakiah Daradjat (1995:78) mengatakan, pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari kesedihan dan kekecewaan, sedangkan agama bisa menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Puasa Senin-Kamis Terhadap Kesehatan Mental Siswa MAN  Insan Cendekia Lombok Timur Semester Ganjil 2021/2022”.

2. RUMUSAN MASALAH

2.1  Bagaimana pengaruh puasa Senin-Kamis terhadap kesehatan mental siswa MAN Insan Cendekia Lombok Timur ?

3. TUJUAN PENELITIAN

3.1 Untuk mengetahui pengaruh Puasa Senin-Kamis terhadap Kesehatan Mental Siswa MAN Insan Cendekia Lombok Timur

 

4. MANFAAT PENELITIAN

A.    MANFAAT TEORITIS

1.    Sebagai khazanah dan informasi terkait pengaruh Puasa Senin-Kamis terhadap kesehatan mental siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur.

2.    Sebagai dasar dan teori untuk memotivasi Siswa untuk menjaga kesehatan mental dengan membiasakan Puasa Senin-Kamis.

B.     MANFAAT PRAKTIS

1.      Bagi Penulis

Dapat dijadikan acuan dan wawasan bagi penulis sendiri  terkait pengaruh puasa senin-kamis terhadap kesehatan mental siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur.

2.      Bagi Madrasah

Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh puasa senin-kamis terhadap kesehatan mental siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur sebagai acuan dan pertimbangan untuk melaksanakan program puasa sunnah untuk menjaga kesehatan mental siswa.

3.      Bagi Siswa

Dapat menambah wawasan bagi siswa terkait pengaruh puasa sunnah terhadap kesehatan mental dan menjadi kebiasaan baik untuk dilaksanakan.

4.         Bagi Peneliti lain

Dapat sebagai refresensi untuk penelitian sejenis dan menambah wawasan tentang pengaruh puasa sunnah terhadap kesehatan mental siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur.

5.  LANDASAN TEORI

A.    DEFINISI ISTILAH DAN TEORI

1.      Puasa Senin-Kamis

a.      Definisi Rutinitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rutinitas dapat diartikan sebagai prosedur yang teratur, menjadikan rutin, konsisten dan hal yang dibiasakan.

Adapun menurut Poerwadarminta (2006:999) rutinitas berasal dari kata “rutin” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, memiliki dua makna yaitu pertama, kecakapan (kepandaian) yang diperoleh karena telah kerap kali melakukan; kedua, kebiasaan; apa-apa yang bisa dilakukan.

Sehingga dapat disimpulkan rutinitas adalah ketaatan dalam melakukan kegiatan secara berulang-ulang dan konsisten.

b.      Definisi Puasa

Puasa menurut MUI dalam bahasa Arab disebut al-shaum yang berarti menahan (imsak). Sedangkan secara terminologis, puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari syahwat makan, minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai puasa pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.                 Adapun pengertian puasa menurut istilah syariat adalah mencegah diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari dengan niat beribadah kepada Allah SWT. (Sulaiman Rasjid, 2013:220)

f. Keutamaan Puasa Senin-Kamis

Puasa Senin-Kamis adalah salah satu puasa sunnah yang dikerjakan pada hari Senin dan Kamis. Adapun tata cara pelaksanaannya sama dengan puasa yang lainnya. Puasa ini merupakan salah satu puasa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW,sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadist sebagai berikut,

 

حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ الْفَلَّاسُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ      بْنِ مَعْدَانَ عَنْ رَبِيعَةَ الْجُرَشِيِّ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

 

Abu Hafsh Amr bin Ali Al Fallas menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud memberitahukan kepada kami dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari Rabi'ah Al Jurasyi, dari Aisyah, ia berkata,
"Nabi SAW bersungguh-sungguh (senantiasa) untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis." Shahih: Ibnu Majah (1739)


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

 

Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ashim memberitahukan kepada kami dari Muhammad bin Rifa'ah, dari Suhail, dari Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Amal perbuatan diangkat pada hari Senin dan Kamis, sehingga aku senangjika amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa. " Shahih: Takhrij Al Misykah (2056), Ta'liq Ar-Raghib (84/2), dan Irwa Al Ghalil (949)

Dari beberapa penjelasan hadist tersebut, dapat disimpulkan bahwa Puasa Senin-Kamis merupakan puasa yang sangat dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW karena memilki beberapa keutamaan, diantaranya :

a.       Hari Diturunkannya Al-Qur’an

b.      Hari diperlihatkan dan Periksa amal perbuatan

c.       Pintu-Pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis

d.      Hari yang disukai Nabi Muhammad SAW untuk berpuasa

e.       Kebanyakan perjalanan (safar) Nabi Muhammad SAW pada hari Senin dan Kamis (El- Hamdy. 2010: 68)

Adapun beberapa manfaat puasa untuk Kesehatan, sebagai berikut :

a.       Menjaga berat badan ideal

b.      Mencegah penyakit

c.       Mengobati penyakit

d.      Mempertajam kecerdasan

e.       Awet muda dan makin menawan

f.        Memberikan ketenangan jiwa

g.      Obat stress dan gangguan jiwa lainnya

h.      Membuka pintu kemudahan dan melapangkan rezeki

i.        Dimudahkan mendapatkan jodoh

j.        Menjaga keharmonisan keluarga

k.      Mencegah dan mengatasi kenakalan remaja

l.        Mendidik kedisiplinan

m.    Melatih kesabaran dan menahan amarah

n.      Mendidik kedisiplinan

o.      Menanamkan keshalehan sosial (El-hamdy, 2010 : 136)

2. Kesehatan Mental

a. Definisi Kesehatan Mental

Secara etimologi, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terdapat dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental).(Yusak Burhanuddin, 1999:9).

Menurut Sias (2006), mendefinisikan kesehatan mental mental, sangat dipengaruhi oleh kultur dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan demikian pula sebaliknya.

a.        Jenis-jenis mental

Terdapat 2 jenis mental yang dimiliki manusia, yakni mental yang sakit dan mental yang sehat:

1.      Mental yang sakit, memiliki berbagai karakter, sebagai berikut:

a.       Mental (jiwa) yang selalu menggerakkan kearah positif tapi pada sisi lain ingin kearah negatif.

Keadaan ini seperti akan dipenuhi dengan rasa penuh kebimbangan dan kebingungan dikarenakan kotornya hati yang ada di dalam dirinya.

b.      Memandang sesuatu yang tercela itu baik

Manusia kehilangan akal baiknya karena godaan nafsu sehingga suatu perbuatan yang jelas-jelas buruk atau tercela dianggap baik.

c.       Senang menumpahkan darah

Manusia akan kehilangan sehatnya karena himpitan ekonomi dan beban permasalahan. Hal ini terlihat ketika menyikapi permasalahan dengan terasa ringan dan tanpa beban langsung melakukan jalan pintas dengan membunuh orang yang dianggap sebagai sumber permasalahan tersebut.

d.      Merasa was-was

Ketidakyakinan seseorang akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT menjadikan orang tersebut sakit mentalnya, merasa selalu was-was baik dalam berusaha maupun mengharap hasil dari usahanya.

e.       Merasa dirinya tidak mampu

Orang yang sakit mentalnya akan merasa bahwa dirinya akan gagal dan takut untuk mencoba lagi, walaupun baru sekali ia mengalami kegagalan, karena Allah telah mencabut keberkahan yang ada didalam dirinya.

f.        Mempunyai sifat kikir

g.      Membuat kerusakan dan malapetaka

h.      Lebih tertarik dengan materi

i.        Menzalimi diri-sendiri

j.        Tersiksa dengan sakaratul maut

2.      Mental (jiwa) yang sehat, memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

a.       Menyaksikan dan mengimani ketuhanan Allah SWT

b.      Merasa tenang

c.       Selalu mengingat Allah SWT

d.      Memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan

e.       Dalam bimbingan Allah SWT

f.        Bertanggung jawab setiap apa yang diperbuat

g.      Mewarisi potensi kenabian (Winarno, 2013: 33)

B.     HASIL KAJIAN YANG RELEVAN SEBELUMNYA

1.      Penelitian Ratu Badriatul Munawwaroh

Penelitian munawwaroh yang berjudul “ Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental” yang dilakukan di MAN 2 Kota Cilegon pada tahun 2019.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, dengan teknik pengumpulan data observasi, angket, dan dokumentasi. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : berdasarkan hasil analisis korelasi dengan menggunakan product moment (rxy) diperoleh nilai korelasi sebesar 0,99. berada antara (0,80-1,000). Hal ini menunjukan bahwa antara puasa dengan kesehatan mental siswa terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat baik. Adapun kontribusi Puasa (Variabel X) dengan kesehatan mental siswa (Variabel Y) sebesar 98,01% pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa. Sedangkan sisanya 1,99% yang dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat diteliti kembali

2.      Penelitian Nur Asri’ul Chusna

Penelitian nur asri’ul cusna yang berjudul “Pengaruh Rutinitas melaksanakan Puasa Senin-Kamis terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Modern  Bina Insani  Susukan  Semarang Tahun 2016”.

Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa (1) Variabel rutinitas melaksanakan puasa senin kamis dari 80 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 57 santri atau 71,25%, adapun dengan kategori sedang sebanyak 23 santri atau 28,75%, dan dalam kategori sedang atau kurang baik sebanyak 0%. (2) Variabel kesehatan mental santri dari 80 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 67 santri atau 83,75%, adapun dalam kategori sedang sebanyak 13 santri atau 16,25%, dan dalam kategori sedang atau kurang baik ada 0%. (3) Dari hasil perhitungan korelasi product moment menghasilkan r hitung sebesar 0,275. Kemudian langkah mengkonsultasikan r hitung dengan r tabel, harga r tabel untuk jumlah responden 80 dan signifikan pada taraf kepercayaan 5% adalah 0,143. Dari uraian di atas terlihat bahwa harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel signifikan pada taraf kepercayaan 5%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaruh rutinitas melaksanakan puasa senin kamis terhadap kesehatan mental santri Pondok Pesntren Modern Bina Insani Susukan.

7. METODOLOGI PENELITIAN

A.    WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan  Oktober 2021

B.     TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksakan di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Lombok Timur.

C.     OBJEK PENELITIAN

Objek pada penelitian ini adalah Siswa kelas  XI IPA 1 MAN Insan Cendekia Lombok Timur.

D.    METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Metode pengumpulan data penelitian yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan dokumentasi.

1.      Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari respnden (Sugiyono, 2012: 199).

Metode ini digunakan untuk mengungkap dua data yaitu data tentang rutinitas puasa Senin Kamis dan kesehatan mental siswa kelas 11 IPA 2 MAN Insan Cendekia Lombok Timur.

2.      Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231).

Metode ini digunakan untuk mencatat daftar siswa kelas XI IPA 2 yang akan ikut mengisi kuisioner angket.

3.      Metode Observasi

Menurut Sutrisno Hadi, metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki.

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (pengamatan langsung). (Burhan Bungin, 2014:143)

Metode ini digunakan untuk mengamati pengaruh rutinitas puasa Senin-Kamis terhadap Kesehatan Mental siswa kelas 11 IPA 2 MAN Insan Cendekia Lombok Timur.

E.     METODE ANALISIS DATA

Menurut Bogdan dan Bigliklin (dalam Moleong.2008: 248), analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam menganalisa data yang terkumpul, penulis menggunakan metode analisis data sebagai berikut :

 

1.      Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data (mengukur itu valid). Valid berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2015 : 172).

Untuk menghitung validitas tiap butir soal, digunakan rumus korelasi Product Momment yang ditemukan oleh pearson.

 

Keterangan :

Rxy = Koefisien Korelasi

Xy   = Perkalian antara X dan Y

N = Jumlah Sampel

X = Variabel x

Y = Variabel y

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Daradjat, Z. (1975). Kesehatan Mental. Jakarta: PT GUNUNG AGUNG

El- Hamdy, Ubaydurrahim. 2010. Rahasia Kedahsyatan Puasa Senin Kamis. Jakarta: PT. Wahyu Media.

Fathonah dan Anna, D.N. (2011). Hubungan Rutinitas Puasa Senin Kamis Terhadap Pengendalian Diri (Studi Pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang Tahun 2011). Skripsi.

Hadi Sutrisno. (2000). Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: ANDI

Munawwaroh, Ratu Badriatul. (2019) “Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa” (Skripsi, Program Sarjana, UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten.

MUI DKI Jakarta. (2006) Tuntunan Ibadah di Bulan Ramadhan, Jakarta. Diakses pada July 24, 2021

Nur Asri‟ul, Chusna. (2017) “Pengaruh Rutinitas Melaksanakan Puasa Senin Kamis Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang” (Skripsi, Program Sarjana, IAIN Salatiga, Semarang,

Poerwadarminto.(2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Bahasa,(2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung : Alfabeta.

Winarno. (2013). Hidup Sehat dengan Puasa . Yogyakarta: Graha Ilmu.

https://enjoyquran.org/tirmidzi-hadits/454, Diakses pada 19 July 2021

Postingan populer dari blog ini

Teks Ceramah

 A. Definisi dan Ciri-Ciri Ceramah     1. Definisi Ceramah          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal atau pengetahuan. Ceramah juga berarti penuturan bahan pembelajaran secara lisan. Ceramah merupakan pidato yang bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk mengenai suatu permasalahan kepada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Secara umum, ceramah mempunyai pengertian tentang suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.         Pada dasarnya, pidato, ceramah, dan khotbah memiliki persamaan, yakni pengungkapan pikiran di hadapan banyak orang. Namun, dalam pelaksanaannya, antara pidato, ceramah, dan khotbah memiliki perbedaan. Pidato sering kita ikuti dalam acara-acara resmi, misalnya seminar, rafat pleno,. Ceramah diadakan untuk acara-acara tert...

Teks Laporah Hasil Observasi

            Sebuah laporan hasil observasi dapat disajikan dalam bentuk teks tertulis maupun teks lisan. Kamu sering melakukan observasi atau pengamatan, tetapi belum memahami cara menyusun teks laporannya dengan baik. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan penyusunan laporan hasil observasi yang kamu dengar atau kamu baca dari media televisi, koran, majalah, atau internet. A. Pengertian, Ciri-Ciri, Sifat, dan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi 1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi          Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil kegiatan observasi/pengamatan. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi. 2. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi     Teks laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri yang membedakann...

ANEKDOT

A. Definisi. Ciri, dan Jenis Anekdot   1. Definisi Teks Anekdot     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau orang terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Orang-orang penting yang diceritakan dalam anekdot bermacam-macam, seperti tokoh politik, sosial, dan agama.  Sementara itu, peristiwa yang diceritakan dalam anekdot merupakan peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman anekdot juga digunakan untuk menceritakan tokoh dan peristiwa fiktif.     Anekdot mengandung humor. Humor dalam anekdot dibentuk dengan kelucuan atau kekonyolan tokoh. Tindakan ataupun ucapan tokoh menimbulkan humor karena adanya peristiwa ganjil yang mendasarinya. Humor juga dapat diciptakan melalui permainan kata, makna, ataupun pelesetan terhadap suatu kata ataupun frasa.     Humor dalam anekdot bukan hanya bersifat menghibur. Bia...