PENGARUH
PUASA SENIN KAMIS
TERHADAP
KESEHATAN MENTAL SISWA
MAN
INSAN CENDEKIA LOMBOK TIMUR
SEMESTER
GANJIL 2021/2022
1.
LATAR
BELAKANG
Puasa merupakan salah satu ibadah
yang penting dijalankan bagi setiap umat muslim di dunia. Hal ini sudah
tetapkan di dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 183 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”(QS.Al-Baqarah : 183)
Di saat ini, banyak diantara orang
yang menjalankan ibadah puasa yang hanya mendapatkan rasa lapar dan haus,
padahal Allah SWT memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa bukan
semata-mata hanya sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah, melainkan di dalam
ibadah puasa tersebut terkandung berbagai manfaat didalamnya, seperti puasa
sebagai alternatif terapi yang diberikan oleh Allah SWT dalam menjaga dan
memperkuat kesehatan fisik dan mental.
Kesehatan mental adalah kondisi atau
keadaan mental yang sehat serta terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh
antara fungsi jiwa untuk mengahadapi segala masalah. Kesehatan mental perlu
dijaga dan dilatih khususnya para pelajar yang menjalani hari-hari melelahkan,
dari awal pagi ke madrasah untuk menuntut ilmu dan mengikuti beberapa kegiatan
tambahan. Akan tetapi, banyak dari siswa MAN Insan Cendekia Lombok Timur masih
belum melaksanakan rutinitas puasa senin-kamis ini dengan baik, padahal dengan
besarnya manfaat yang didapatkan dari puasa ini.
Hubungan
puasa dan kesehatan mental ini merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena
adanya hubungan dalam menjaga kesehatan mental dan menjalan ibadah puasa.
Fathanah & Anna (2011) menyatakan bahwa puasa sunah sangatlah baik dan
dapat merubah sifat hidup. Puasa membentuk akhlak yang baik seperti rendah
diri, tidak sombong, tidak riya', saling membantu, menghormati antar sesama,
terjaga jiwanya, emosi lebih terkendali, pikiran lebih tenang, tubuhnya menjadi
lebih sehat dan memiliki sifat kedermawanannya sangat tinggi. Rutin berpuasa
juga dapat mengendalikan diri.
Zakiah
Daradjat (1995:78) mengatakan, pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari
dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula
mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisan dan kecemasan yang
tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari kesedihan dan kekecewaan,
sedangkan agama bisa menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara
dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan
dirasakan di kemudian hari.
Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Puasa Senin-Kamis Terhadap
Kesehatan Mental Siswa MAN Insan
Cendekia Lombok Timur Semester Ganjil 2021/2022”.
2.
RUMUSAN MASALAH
2.1 Bagaimana
pengaruh puasa Senin-Kamis terhadap kesehatan mental siswa MAN Insan Cendekia
Lombok Timur ?
3.
TUJUAN PENELITIAN
3.1 Untuk mengetahui pengaruh Puasa Senin-Kamis
terhadap Kesehatan Mental Siswa MAN Insan Cendekia Lombok Timur
4.
MANFAAT PENELITIAN
A.
MANFAAT TEORITIS
1. Sebagai
khazanah dan informasi terkait pengaruh Puasa Senin-Kamis terhadap kesehatan mental
siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur.
2. Sebagai
dasar dan teori untuk memotivasi Siswa untuk menjaga kesehatan mental dengan
membiasakan Puasa Senin-Kamis.
B.
MANFAAT PRAKTIS
1. Bagi
Penulis
Dapat dijadikan acuan dan wawasan bagi penulis
sendiri terkait pengaruh puasa
senin-kamis terhadap kesehatan mental siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur.
2. Bagi
Madrasah
Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh puasa
senin-kamis terhadap kesehatan mental siswa Man Insan Cendekia Lombok Timur
sebagai acuan dan pertimbangan untuk melaksanakan program puasa sunnah untuk
menjaga kesehatan mental siswa.
3. Bagi
Siswa
Dapat menambah wawasan bagi siswa terkait pengaruh
puasa sunnah terhadap kesehatan mental dan menjadi kebiasaan baik untuk
dilaksanakan.
4.
Bagi Peneliti lain
Dapat sebagai refresensi untuk penelitian sejenis dan
menambah wawasan tentang pengaruh puasa sunnah terhadap kesehatan mental siswa
Man Insan Cendekia Lombok Timur.
5.
LANDASAN TEORI
A.
DEFINISI ISTILAH DAN TEORI
1.
Puasa
Senin-Kamis
a.
Definisi
Rutinitas
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, rutinitas dapat diartikan sebagai prosedur yang
teratur, menjadikan rutin, konsisten dan hal yang dibiasakan.
Adapun
menurut Poerwadarminta (2006:999) rutinitas berasal dari kata “rutin” dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, memiliki dua makna yaitu pertama, kecakapan
(kepandaian) yang diperoleh karena telah kerap kali melakukan; kedua,
kebiasaan; apa-apa yang bisa dilakukan.
Sehingga
dapat disimpulkan rutinitas adalah ketaatan dalam melakukan kegiatan secara
berulang-ulang dan konsisten.
b.
Definisi
Puasa
Puasa
menurut MUI dalam bahasa Arab disebut al-shaum yang berarti menahan (imsak).
Sedangkan secara terminologis, puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan
Allah kepada hamba-Nya yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari syahwat
makan, minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai
puasa pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Adapun
pengertian puasa menurut istilah syariat adalah mencegah diri dari segala hal
yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari dengan
niat beribadah kepada Allah SWT. (Sulaiman Rasjid, 2013:220)
f. Keutamaan Puasa Senin-Kamis
Puasa
Senin-Kamis adalah salah satu puasa sunnah yang dikerjakan pada hari Senin dan
Kamis. Adapun tata cara pelaksanaannya sama dengan puasa yang lainnya. Puasa
ini merupakan salah satu puasa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW,sebagaimana
diterangkan dalam beberapa hadist sebagai berikut,
حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ
الْفَلَّاسُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ
عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ
رَبِيعَةَ الْجُرَشِيِّ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
Abu
Hafsh Amr bin Ali Al Fallas menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud
memberitahukan kepada kami dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari
Rabi'ah Al Jurasyi, dari Aisyah, ia berkata,
"Nabi SAW bersungguh-sungguh (senantiasa) untuk berpuasa pada hari Senin
dan Kamis." Shahih: Ibnu Majah (1739)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو
عَاصِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Muhammad
bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ashim memberitahukan kepada kami dari
Muhammad bin Rifa'ah, dari Suhail, dari Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Amal perbuatan diangkat pada hari
Senin dan Kamis, sehingga aku senangjika amalku diangkat ketika aku sedang
berpuasa. " Shahih: Takhrij Al Misykah (2056), Ta'liq Ar-Raghib (84/2),
dan Irwa Al Ghalil (949)
Dari
beberapa penjelasan hadist tersebut, dapat disimpulkan bahwa Puasa Senin-Kamis
merupakan puasa yang sangat dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW karena memilki
beberapa keutamaan, diantaranya :
a. Hari
Diturunkannya Al-Qur’an
b. Hari
diperlihatkan dan Periksa amal perbuatan
c. Pintu-Pintu
surga dibuka pada hari Senin dan Kamis
d. Hari
yang disukai Nabi Muhammad SAW untuk berpuasa
e. Kebanyakan
perjalanan (safar) Nabi Muhammad SAW pada hari Senin dan Kamis (El- Hamdy.
2010: 68)
Adapun beberapa
manfaat puasa untuk Kesehatan, sebagai berikut :
a. Menjaga
berat badan ideal
b. Mencegah
penyakit
c. Mengobati
penyakit
d. Mempertajam
kecerdasan
e. Awet
muda dan makin menawan
f.
Memberikan ketenangan jiwa
g. Obat
stress dan gangguan jiwa lainnya
h. Membuka
pintu kemudahan dan melapangkan rezeki
i.
Dimudahkan mendapatkan jodoh
j.
Menjaga keharmonisan keluarga
k. Mencegah
dan mengatasi kenakalan remaja
l.
Mendidik kedisiplinan
m. Melatih
kesabaran dan menahan amarah
n. Mendidik
kedisiplinan
o. Menanamkan
keshalehan sosial (El-hamdy, 2010 : 136)
2.
Kesehatan Mental
a.
Definisi Kesehatan Mental
Secara
etimologi, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis”
artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan
terdapat dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental
merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental).(Yusak
Burhanuddin, 1999:9).
Menurut
Sias (2006), mendefinisikan kesehatan mental mental, sangat dipengaruhi oleh
kultur dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu
budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya
lain, dan demikian pula sebaliknya.
a.
Jenis-jenis
mental
Terdapat
2 jenis mental yang dimiliki manusia, yakni mental yang sakit dan mental yang
sehat:
1. Mental
yang sakit, memiliki berbagai karakter, sebagai berikut:
a. Mental
(jiwa) yang selalu menggerakkan kearah positif tapi pada sisi lain ingin kearah
negatif.
Keadaan
ini seperti akan dipenuhi dengan rasa penuh kebimbangan dan kebingungan
dikarenakan kotornya hati yang ada di dalam dirinya.
b. Memandang
sesuatu yang tercela itu baik
Manusia kehilangan akal baiknya karena godaan nafsu
sehingga suatu perbuatan yang jelas-jelas buruk atau tercela dianggap baik.
c. Senang
menumpahkan darah
Manusia akan kehilangan sehatnya karena himpitan
ekonomi dan beban permasalahan. Hal ini terlihat ketika menyikapi permasalahan
dengan terasa ringan dan tanpa beban langsung melakukan jalan pintas dengan
membunuh orang yang dianggap sebagai sumber permasalahan tersebut.
d. Merasa
was-was
Ketidakyakinan seseorang akan kekuasaan dan kebesaran
Allah SWT menjadikan orang tersebut sakit mentalnya, merasa selalu was-was baik
dalam berusaha maupun mengharap hasil dari usahanya.
e. Merasa
dirinya tidak mampu
Orang yang sakit mentalnya akan merasa bahwa dirinya
akan gagal dan takut untuk mencoba lagi, walaupun baru sekali ia mengalami
kegagalan, karena Allah telah mencabut keberkahan yang ada didalam dirinya.
f.
Mempunyai sifat kikir
g. Membuat
kerusakan dan malapetaka
h. Lebih
tertarik dengan materi
i.
Menzalimi diri-sendiri
j.
Tersiksa dengan sakaratul maut
2. Mental
(jiwa) yang sehat, memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
a. Menyaksikan
dan mengimani ketuhanan Allah SWT
b. Merasa
tenang
c. Selalu
mengingat Allah SWT
d. Memotivasi
orang lain untuk berbuat kebaikan
e. Dalam
bimbingan Allah SWT
f.
Bertanggung jawab setiap apa yang
diperbuat
g. Mewarisi
potensi kenabian (Winarno, 2013: 33)
B.
HASIL KAJIAN YANG RELEVAN SEBELUMNYA
1. Penelitian
Ratu Badriatul Munawwaroh
Penelitian munawwaroh
yang berjudul “ Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental” yang dilakukan di MAN
2 Kota Cilegon pada tahun 2019.
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, dengan teknik
pengumpulan data observasi, angket, dan dokumentasi. Kesimpulan yang diperoleh
dari hasil penelitian ini adalah : berdasarkan hasil analisis korelasi dengan
menggunakan product moment (rxy) diperoleh nilai korelasi sebesar 0,99. berada
antara (0,80-1,000). Hal ini menunjukan bahwa antara puasa dengan kesehatan
mental siswa terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat baik. Adapun
kontribusi Puasa (Variabel X) dengan kesehatan mental siswa (Variabel Y)
sebesar 98,01% pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa. Sedangkan
sisanya 1,99% yang dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat diteliti kembali
2. Penelitian
Nur Asri’ul Chusna
Penelitian nur asri’ul
cusna yang berjudul “Pengaruh Rutinitas melaksanakan Puasa Senin-Kamis terhadap
Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Modern
Bina Insani Susukan Semarang Tahun 2016”.
Penelitian ini menghasilkan temuan
bahwa (1) Variabel rutinitas melaksanakan puasa senin kamis dari 80 responden
yang berada dalam kategori baik sebanyak 57 santri atau 71,25%, adapun dengan
kategori sedang sebanyak 23 santri atau 28,75%, dan dalam kategori sedang atau
kurang baik sebanyak 0%. (2) Variabel kesehatan mental santri dari 80 responden
yang berada dalam kategori baik sebanyak 67 santri atau 83,75%, adapun dalam
kategori sedang sebanyak 13 santri atau 16,25%, dan dalam kategori sedang atau
kurang baik ada 0%. (3) Dari hasil perhitungan korelasi product moment
menghasilkan r hitung sebesar 0,275. Kemudian langkah mengkonsultasikan r
hitung dengan r tabel, harga r tabel untuk jumlah responden 80 dan signifikan
pada taraf kepercayaan 5% adalah 0,143. Dari uraian di atas terlihat bahwa
harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel signifikan pada taraf kepercayaan
5%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengaruh rutinitas melaksanakan puasa senin
kamis terhadap kesehatan mental santri Pondok Pesntren Modern Bina Insani
Susukan.
7.
METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU
PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan
bulan Oktober 2021
B. TEMPAT
PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksakan di Madrasah Aliyah
Negeri Insan Cendekia Lombok Timur.
C. OBJEK
PENELITIAN
Objek pada penelitian ini adalah Siswa
kelas XI IPA 1 MAN Insan Cendekia Lombok
Timur.
D. METODE
PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
Metode pengumpulan data penelitian yang
dilakukan penulis pada penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan
dokumentasi.
1. Metode
Angket atau Kuesioner
Kuesioner
adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
respnden (Sugiyono, 2012: 199).
Metode
ini digunakan untuk mengungkap dua data yaitu data tentang rutinitas puasa
Senin Kamis dan kesehatan mental siswa kelas 11 IPA 2 MAN Insan Cendekia Lombok
Timur.
2. Metode
Dokumentasi
Metode
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231).
Metode
ini digunakan untuk mencatat daftar siswa kelas XI IPA 2 yang akan ikut mengisi
kuisioner angket.
3. Metode
Observasi
Menurut
Sutrisno Hadi, metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
sedang diselidiki.
Observasi adalah
kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (pengamatan langsung).
(Burhan Bungin, 2014:143)
Metode ini digunakan untuk mengamati pengaruh rutinitas puasa
Senin-Kamis terhadap Kesehatan Mental siswa kelas 11 IPA 2 MAN Insan Cendekia
Lombok Timur.
E. METODE
ANALISIS DATA
Menurut
Bogdan dan Bigliklin (dalam Moleong.2008: 248), analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam menganalisa data
yang terkumpul, penulis menggunakan metode analisis data sebagai berikut :
1. Uji
Validitas
Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data (mengukur itu valid).
Valid berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. (Sugiyono, 2015 : 172).
Untuk menghitung
validitas tiap butir soal, digunakan rumus korelasi Product Momment yang
ditemukan oleh pearson.
Keterangan
:
Rxy
= Koefisien Korelasi
Xy = Perkalian antara X dan Y
N
= Jumlah Sampel
X
= Variabel x
Y
= Variabel y
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto
Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta
Bungin,
B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Daradjat,
Z. (1975). Kesehatan Mental. Jakarta:
PT GUNUNG AGUNG
El-
Hamdy, Ubaydurrahim. 2010. Rahasia
Kedahsyatan Puasa Senin Kamis. Jakarta: PT. Wahyu Media.
Fathonah dan Anna,
D.N. (2011). Hubungan Rutinitas Puasa
Senin Kamis Terhadap Pengendalian Diri (Studi Pada Santriwati Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang Tahun 2011). Skripsi.
Hadi Sutrisno.
(2000). Metodologi Research Jilid 2.
Yogyakarta: ANDI
Munawwaroh, Ratu Badriatul. (2019) “Pengaruh
Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa” (Skripsi, Program Sarjana, UIN Sultan
Maulana Hasanuddin, Banten.
MUI
DKI Jakarta. (2006) Tuntunan Ibadah di
Bulan Ramadhan, Jakarta. Diakses pada July 24, 2021
Nur
Asri‟ul, Chusna. (2017) “Pengaruh Rutinitas Melaksanakan Puasa Senin Kamis
Terhadap Kesehatan Mental Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan
Kabupaten Semarang” (Skripsi, Program Sarjana, IAIN Salatiga, Semarang,
Poerwadarminto.(2006).
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Pusat
Bahasa,(2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
Sugiyono.
(2015). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung : Alfabeta.
Winarno.
(2013). Hidup Sehat dengan Puasa .
Yogyakarta: Graha Ilmu.
https://enjoyquran.org/tirmidzi-hadits/454,
Diakses pada 19 July 2021