Gelapnya malam menemani perjalanan
seorang wanita yang sudah menginjak kepala lima tersebut,dengan hati yang gusar ia mengendarai motornya,berusaha secepat
yang ia bisa.Deru kendaraan dan dinginnya malam tak lagi ia hiraukan.Ia bak
pahlawan menerjang semua rintangan-rintangan itu.Tak lama kemudian,sampailah ia
pada tujuannya,rumah sakit umum selong katanya dengan suara letih.tanpa ragu,ia
melangkahkan kaki menuju salah satu kamar tempat buah hati tercintanya
terbaring lemah.
Ceklek…pintu
kamar pun terbuka,didapatinya seorang laki-laki sedang duduk termenung menemani
puterinya,sontak laki-laki itu pun memalingkan wajahnya menatap pada wanita itu.
Ibu:“Apa yang terjadi ?”katanya dengan khawatir.
Bapak:“kecelakaan
motor,ugal-ugalan bersama temannya.Anak mu ini tidak bisa sehari saja tidak
membuat masalah! Ini mungkin adalah hukuman tuhan untuknya karena selalu
melawan orang tua”.
Ibu:“Sabar,pak.katanya
dengan lirih.Sekarang kita harus banyak berdoa kepada Allah semoga anak kita
bisa selamat.”
Bapak:“Hah,Aku
sudah lelah dengannya.”capek mulutku ini selalu memperingatinya tapi tak pernah
ia gubris sedikitpun,biarkanlah ia menerima hukumannya.”Tanpa ragu bapak pun
pergi meninggalkan ruangan itu.
Ibu:Dengan
sekuat tenaga ibu berusaha menahan tangisnya.Ia pun berjalan mendekati
puterinya dan di elusnya kepala puterinya itu dengan lembut.”Apa yang kamu
lakukan nak,bapak dan ibu sangat menyayangimu,tidak pernah kah sedikitpun kamu
mengerti perasaan ibu dan bapak?.”
Tentu
saja pertanyaan itu tidak bisa terjawab,dengan terisak ibu menyeka air
matanya,ia pun berjalan menuju musholla untuk mengadukan semua yang telah
terjadi.mungkin dengan itu, ia bisa sedikit lebih tenang.
Tiba-tiba
aku pun terbangun dengan kagetnya.
“Mimpi
apaan gue tadi?aneh sekali!”dengan cepat mataku berputar melihat sekeliling
ruangan,tanpak aneh dan asing,”ahh gue nggak peduli,”pikirku.Dengan cepat aku
bangun dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Tak
lama berjalan,akupun melihat dua orang yang sepertinya tak asing,”orang tua
dewi!, ngapain mereka disini?.”Akupun dengan sigap mengikuti mereka menuju
sebuah ruangan,dengan isakan tangis mereka mencoba menyadarkan
seseorang.”Astaga Dewi,ngapain lo tiduran disini? kataku dengan sedikit
tertawa.Lo ini main-main nya niat banget.Ayo bangun gue mau ajak lo kesuatu tempat!”,kataku
dengan semangat.
Dewi
tak menggubris perkataanku sedikitpun,”eh wi ayo dong kita keluar!” Aku dengan
cepat meraih tangannya,betapa terkejutnya aku saat tangan dewi tak bisa sama
sekali ku sentuh.”Lah apa yang terjadi ama gue? Wi!dewi!”aku berteriak dengan
sekuat tenaga,tidak ada yang bisa mendengarku termasuk orang tuanya dewi.
Dengan
panik aku berusaha meraih apapun yang berada didekatku,tetapi hasilnya nihil.Akupun
segera berlari keluar mencari kembali ruangan tepat aku terbangun tadi.
“Sebenarnya
gue dimana sih?apa yang terjadi?sumpah gue takut,ini mimpi atau nyata?.”pertanyaan-pertanyaan
itu memenuhi pikiranku.aku berusaha mencari informasi apapun.kudapati plang
yang bertuliskan sesuatu,kutatap dengan lekat tulisan itu “kamar mayat!”kataku
kaget,dengan cepat ku arahkan mataku untuk mencari tulisan lain “ruang rawat
inap,ruang operasi,ruang bersalin!.”
Aku termenung sejenak
mencoba mencerna apa yang telah ku alami, “kenapa tiba-tiba gue berada di rumah
sakit!”
Aku berjalan terus tanpa arah menyusuri koridor yang
sunyi,hanya satu dipikiranku yakni mencari ruangan tempat ku terbangun tadi.Tak
lama kemudian kudapati ruangan itu”akhirnya, kataku girang”,kumasuki ruangan
itu tanpa hambatan,aku terpaku menatap seseorang yang sedang terbaring diatas
brankar itu.Rasanya tak sanggup lagi melangkah,kenyataan pahit yang akhirnya ku
mengerti adalah “sekarang aku telah jadi arwah gentayangan!”.
Belum sempat aku menenangkan diri,tiba-tiba terdengar
suara histeris dengan isakan tangis.Aku berbalik untuk melihat apa yang
terjadi,”oh my God!! Reno!”,aku tidak bisa berkata apa-apa lagi,air mata mengiringi
kepergiannya,aku tak bisa bayangkan betapa hancurnya hati dewi mengetahui hal
ini. Dengan tertutup kain putih dibawanya jasad reno menuju kamar mayat sebelum
akhirnya dibawa ke peristirahatan terakhirnya.
“Apa yang harus gue lakuin sekarang?,kenapa tuhan merebut
semua teman-teman gue,apa gue juga segera menyusul,kalau gitu sekalian aja
ambil nyawa gue sekarang tuhan!ambil!” aku berteriak histeris.
Dengan perasaan yang campur aduk kudapati ibuku duduk
disamping tubuh dingin itu.ibu terus saja berbicara hal yang sangat sering
kudengar dulu sehingga membuat telingaku panas mendengarnya lagi.
“haah mulai lagi,gue hidup atau sekarat ngomongnya
itu-itu doang,nasehat-nasehat suci.tobatlah,nak!,jangan kaya gini, jangan kaya
gitu! Kapan sih dia itu puas!mau sampai anaknya mati,gitu?”
Hati dan telingaku tak tahan lagi,”kenapa si ibu nggak
coba nolong gue,bukan merengek apalagi mengoceh doang,hah emang ibu itu nggak
pernah ngerti gue!”.Aku segera pergi meninggalkan ruangan itu.“Kemana lagi gue
sekarang?rasanya ketika jadi arwah gue lebih cepat pindah tempat,kemanapun gue
mau nggak ada yang ikut campur!.Kalau
gitu sekarang,gue mau kerumah dulu,capek disini!”aku pun hilang seketika dan
dalam sekejap sudah berpindah ke rumah.
Kutemui bapak dan seorang laki-laki sedang duduk
berbincang-bincang,laki-laki itu tanpak tak asing,”astaga si ahmad,nggak
bosen-bosen apa dia kesini rayu-rayu keluarga gue dengan ocehan agamanya.emang
dia kira gue bakal lunak gitu dengerin dia,yang ada gue makin panas!.
Tiba-tiba dia menoleh ke
arah ku,sontak aku tertegun.”dia lihat gue? Eh nggak mungkin lah,kan sekarang
gue bukan manusia lagi”.tanpa pikir panjang akupun berlalu menuju kamarku.
Kulihat sekeliling kamarku tanpak seperti telah diterjang
angin topan,ku ambil secarik kertas di atas meja itu”Rangga party”astaga gue
lupa partynya Rangga.gimana dong?kenapa gue jadi kaya gini pas acara besar!”aku
merebahkan badanku diatas kasur, mencoba menenangkan diri.
Esoknya,bapak bersiap untuk pergi kerumah sakit
menggantikan ibu yang sudah beberapa hari ini menemaniku.Di depan rumah kulihat
Ahmad berjalan lalu ia menoleh ke arahku,aku terkejut lagi,”bagaimana mungkin?.”Tenang
ana tenang,kataku.”mungkin saja dia nggak sengaja menoleh kearah rumah gue dan
kebetulan gue berdiri disana jadi mata kita secara tidak sengaja bertemu,ya
kan?”aku menoleh pada nya lagi”hah,ia masih saja seperti biasa,pujaan banyak
orang.ramahlah,sopanlah,kayalah,sholehlah apalagi yang kurang dari
dia.sementara gue, berandalan kampung.Aku menarik nafas panjang,”Eh…ngapain gue
muji-muji dia,gak pantes.lebih baik aja pacar gue”tukasku.
Undangan party pun tiba,”gue juga nggak mau
ketinggalan,walaupun jadi arwah nggak ada salahnya kan?Rangga juga pasti
berharap banget gue datang, gue kangen banget amat dia.kenapa sih dia nggak
ngunjungin gue di RS?.”
“waw…acaranya
megah banget,nggak heran si kan pacar gue kaya,apapun dia mau pasti dikabulkan
sama ortunya,ya iyalah pengusaha sukses.sayang banget dia sering nggak
diperhatiin karena terlalu sibuk urus bisnis.untungnya dia pacaran ama gue yang
selalu sayang dan perhatian ama dia.”
“Eh,acaranya
udah mulai,temen gue banyak banget yang datang.tapi kok nggak ada satupun yang
datang jenguk gue?,lupakanlah,pasti seru ni.”tak berselang lama,Rangga pun
keluar menuju aula tempat pesta dilaksanakan,semua mata tertuju padanya.stelan
perfect ala anak muda zaman now membuatku tak bisa berhenti memandanginya.ia
berjalan menuju panggung beriringan dengan seorang gadis yang tampak cantik
dengan gaun yang selaras dengan apa yang digunakan Rangga.
Rangga:”semuanya
perhatian!sekarang gue mau mengatakan suatu hal yang penting,mulai hari ini Rangga dan Sheila resmi
bertunangan.”
Suasana
di aula berubah menjadi ricuh dengan tepuk tangan bahagia dari semua orang
kecuali aku,aku terpaku menatap Rangga dan Sheila.Rangga turun dari panggung
dan berjalan menuju kerumunan teman-temannya.
“eh,lo
serius tunangan ama Sheila?lah gimana dong itu si Ana?”
Rangga:ya
seriuslah gue kan udah lama pacaran ama Sheila,si Ana itu doang yang
tergila-gila ama gue,dia nggak mau lepas gue.yah terpaksa gue pura-pura pacaran
ama dia,sebenarnya si nggak cinta,cuman manfaatin doang,penghibur kalau lagi
galau.”
“wah
lo gila si,gue denger si Ana lagi koma
di RS?”
Rangga:”ya
terus?masalah buat gue?itu kan urusan dia.malah baguslah biar dia nggak ganggu
gue ama Sheila.”
Dunia serasa runtuh,harapan ku satu-satunya sirna,orang
yang aku sayang dari dulu berubah drastis malam ini,kenyataan pahit yang
akhirnya aku tahu,dada ku sesak,hanya aku yang terpuruk ditengah kebahagiaan
orang-orang.”
Tiba-tiba
jantung ku sakit sekali,aku terduduk dilantai “apa yang terjadi sama gue?,sakit
sekali.jangan jangan..”Dengan cepat aku pergi meninggalkan pesta itu,menuju
tempat ku terbaring lemah,ruangan itu lagi.
tit
tit tit alat pacu jantung itu mengeluarkan suara yang bising menunjukkan denyut
nadiku semakin menurun,hanya dokter yang berusaha menolong dan tuhan yang
memutuskan.orang-orang disekitar menangis tak tau harus berbuat apa,hanya doa
yang terpanjat dari bibir mereka.
Aku
terduduk lemas,rasa sakit di dada sebelah kiriku belum juga hilang.”apa gue
akan mati?secepat ini?dengan keadaan seperti ini?gue nggak tahan lagi. gue
merasa menyesal banget,merasa bersalah banget sama ibu,bapak,dan orang-orang
disekitar gue.Gue mau tobat, minta maaf juga berterimakasih sama mereka!”,aku
menangis histeris.
Aku tak tahu sudah berapa lama aku menahan rasa sakit ini,tiba-tiba
Alat itu pun berhenti berbunyi,denyut nadiku perlahan normal,semua orang
disekitarku tampak lega,rasa sakit didadaku perlahan hilang mengikuti hilangnya
suara pada alat itu.Kutatap kedua orang tuaku diluar sana,mata mereka masih
sembab.”segitukah mereka mengharapkan agar gue bisa hidup?padahal apa yang
telah gue lakuin untuk mereka?cacian dan makian!”. Dadaku terasa sesak
mengingatnya,betapa inginnya aku mengulang waktu,betapa inginnya aku merubah
segalanya.jika aku hidup nanti aku ingin berubah,aku sayang mereka.
Aku bangkit dengan semangat baru,aku berjalan meninggalkan
ruangan itu menuju musholla,kudapati beberapa orang sedang sholat,dan ku
dengarkan orang-orang yang sedang membaca Al-qur’an.teringat lagi kenangan masa
laluku bersama ibu,dulu waktu kecil ibu pernah mengajariku hal ini,tapi ketika
beranjak remaja aku melupakannya karena terlalu asik bermain dengan teman-temanku.
Keeseokan harinya,aku memutuskan untuk kembali kerumah
lagi.kulihat Ahmad berjalan melewati
rumahku,sepertinya akan melaksanakan sholat subuh.aku mengikutinya
menuju masjid.Ahmad ditunjuk menjadi imam sholat subuh,ku dengar ayat-ayat
al-quran yang dilantunkan Ahmad begitu indah dan menenangkan,hal itu membuatku
semakin mantap untuk bertaubat,walaupun bukan dalam wujud manusia, “tapi lebih
baik memulai lebih cepat kan?”pikirku.
Setiap hari,sepulang dari RS aku mengunjungi masjid untuk
mendengarkan ayat-ayat suci al-quran.Aku sangat menyukainya,”seandainya hal ini
aku lakukan sejak dulu”.Aku duduk termenung di emperan masjid,mengingat masa
laluku kembali.Tiba-tiba terdengar dari belakang seseorang yang memanggilku
“Assalamualaikum,Ana.”suara itu menyadarkanku dari
lamunanku,aku ragu-ragu untuk menoleh”aku berpikir bahwa aku salah dengar.
“ini Ana kan?anaknya bu Laras”.Aku terkejut.Dengan cepat
aku menoleh,ku dapati ahmad berdiri disana.
Ana:”Ahmad!tunggu,,lo bisa liat gue?bagaimana?sejak kapan?lo
nggak takut?.”pertanyaan itu bertubi-tubi keluar dari mulutku yang dibarengi
oleh langkah mendekati Ahmad.
Ahmad:”eh stop!”ahmad berjalan mundur,”bukan
mahram,”tukasnya,dengan senyuman merekah dibibirnya.Biar saya jelaskan mari
kita duduk didalam.
Akupun
berjalan mengikuti Ahmad,kepalaku diisi oleh beribu pertanyaan,Ahmad mulai
menjelaskan kepadaku.
Ahmad:”baik
saya harus mulai dari mana ya?,ya sudah dari pertanyaan mu saja.Sebenarnya,saya
sudah lama bisa melihat wujudmu,sejak kamu dikabarkan kecelakaan lalu kamu
pulang ke rumah,aku melihat dan mendengar kamu berbicara sendiri,saat itu aku
mengira bahwa kamu telah sadar.Aku bertanya kepada bapakmu tapi beliau bilang
keadaan mu masih koma di RS,lalu saya pergi menjengukmu dan ternyata benar yang
dikatakan bapak.Kali kedua saya melihatmu di depan rumah,barulah saya tersadar
kalau kamu bukan manusia tapi arwah,lalu kali ketiga saya melihatmu
lagi,kemudian kamu mengikuti saya ke masjid,saya jadi semakin yakin dengan
asumsi saya,saya membiarkanmu mengikuti karena
berpikir siapa tau kamu akan tersadar dan berhijrah.ternyata benar,Alhadulillah
saya sangat bersyukur.Kamu akhirnya menemukan cahaya dalam islam,semoga Allah
membimbing mu.”
Aku
tidak bisa berkata apa-apa lagi”trus, lo nggak takut ama gue?”
Ahmad:ngapain
takut sama makhluk ciptaan Allah.Kamu juga kan nggak punya kekuatan sehebat kekuatan Allah.jadi hanya Allah saja
yang perlu ditakuti.”
Entah kenapa perkataan Ahmad membuatku sedikit lega,setidaknya
ada satu orang yang bisa ku ajak untuk berbicara dan berdiskusi.hal ini tentu
saja bisa mengurangi rasa sedih dihatiku.beberapa hari ini aku selalu datang ke
masjid, melihat Ahmad mengajar mengaji.Aku semakin tersentuh dan bersyukur sekali.
Ana:”Ahmad,aku boleh minta tolong nggak?”
Ahmad:”minta tolong apa?jika bisa Insya Allah saya akan
bantu.”
Ana:”ajarkan aku lebih jauh lagi tentang islam,ajarkan
aku sholat dan mengaji,kamu mau kan?.”
Ahmad:”Alhamdulillah,tentu saja mau.kenapa aku harus
menolak seseorang yang hendak mendalami agamanya”.ia tersenyum, menandakan
kesanggupan dan keseriusannya mengajarkanku.aku bersyukur sekali ya Allah.
Setiap hari selesai sholat berjama’ah,Ahmad selalu
menjelaskanku banyak hal tentang islam dan mengajarkanku mengaji,dia tidak
menghiraukan apapun yang dikatakan orang kepadanya.mereka mengatainya gila atau
bahkan mencemoohnya.yang penting baginya adalah bagaimana dia bisa berbuat baik
kepada orang lain.
Perlahan
tapi pasti berkat bimbingan Ahmad aku sudah tau tata cara sholat dan juga sudah
bisa mengaji walaupun masih surat-surat pendek.Aku berkeinginan ketika aku
sudah sadar nanti aku bisa sholat dan tentu saja membaca kitab suci Al-qur’an.
Suatu
hari,seperti biasanya Ahmad sedang menjelaskan kepadaku tentang Akhlak,aku
sangat senang mendengar penjelasannya.tapi,tiba-tiba tanpa disadari rasa sakit
itu datang lagi.
Ana:”duh,jantungku
sakit lagi!”aku meremas bajuku keras.
Ahmad:”Ada
apa,na?”kamu baik-baik saja kan?.
Aku
tidak menjawab pertanyaan Ahmad,aku mencoba menahan rasa sakitnya agar Ahmad
tidak khawatir.ku coba tersenyum kepadanya.
Tak
berselang lama tubuhku tiba-tiba mulai menghilang,Ahmad terkejut melihatnya,aku
tahu pasti hal ini akan terjadi kepadaku.dengan segera aku berkata kepada Ahmad
sebelum aku benar-benar menghilang.
Ana:syukron
Ahmad atas segalanya.semoga Allah membalas kebaikan dan keikhlasanmu.jika Allah
berkehendak kita bertemu,pasti kita akan bertemu lagi.Semoga Allah menjagamu.”
Akupun
menghilang,meninggalkan Ahmad yang terdiam,entah apa yang dipikirkan ataupun
dirasakan Ahmad.Akupun tidak tau pasti apa yang akan terjadi kepadaku
selanjutnya,yang pasti aku ikhlas dan aku serahkan semuanya kepada Allah.
Hari
demi hari berlalu,aku masih tidak tahu pasti apa yang terjadi padaku.aku bukan
seperti arwah lagi yang bergentayangan,tapi aku juga tidak sadar dari komaku.Yang
ku tahu pasti aku sudah masuk ke dalam ragaku dan bisa mendengarkan perkataan
orang-orang disekitar, tapi sayangnya aku tidak bisa bereaksi apapun,badanku
terasa lemas.Setiap hari aku mendengar lantunan ayat-ayat Al-qur’an yang tidak asing lagi bagiku,suara
yang tidak asing lagi bagiku,dan cerita-cerita islami yang selalu
menemaniku.”Ahmad,pikirku”subhanallah hambaMu ini,keikhlasan dan
kesabarannya membimbingku membuatku
ingin terbangun dan membalas apa yang telah ia lakukan kepadaku.
Matahari
terbit menebarkan kehangatannya,angin berhembus sepoi-sepoi menyibak tirai
mencoba menerobos memasuki ruangan itu,aku merasakan tanganku bergerak
merasakan angin,kemudian telingaku menangkap suara seseorang
Ahmad:”Assalamu’alaikum.”
Ibu:wa’alaikumussalam
wr.wb.eh nak Ahmad ayo silahkan duduk.Terimakasihya atas kunjungannya nak Ahmad.
Ahmad:”ya
ibu,afwan.ahmad senang kok sekalian dakwah”Ahmad tertawa kecil.
Dia pun mulai membuka lembaran Al-qur’an nya,lalu mulai
membaca lembaran demi lembaran dari surat ar-rahman,bacaan yang luarbiasa indah
disertai arti dari ayat ini membuatku tanpa sadar menitikkan air mata.Melihat
hal itu,Ahmad menghentikan bacaannya dan memanggil ibu dan bapak”pak bu segera
kesini!.”
Bapak dan ibu mencoba menyadarkanku”Ana!,Ana!,ini ibu dan
bapak,nak.”Aku mendengar hal itu,air mataku semakin deras keluar.Ku coba sekuat
tenaga untuk membuka mataku.”Ya Allah mohon bantu hambaMu ini.”
Tekadku
yang kuat untuk dapat melihat mereka akhirnya terjawab,berkat rahmat dan
pertolonganNya aku berhasil membuka mataku sedikit demi sedikit.mataku melihat
sekeliling ruangan,ku dapati orang-orang yang sangat ingin kutemui sejak dulu.
“Assalamualaikum” kataku tersendat-sendat.
Semua orang menangis mendengarnya.Aku mencoba tersenyum
agar mereka tidak bersedih.
“aku sayang Allah,rasulullah,ibu,bapak dan juga Ahmad.”kataku
pelan.
Ibu menyeka air matanya lalu memelukku erat.bapak tidak
mau ketinggalan bagian, ia segera mengikuti ibu dan ikut memeluk
puterinya.Ahmad tersenyum haru kepadaku dan mengatakan “wa’alaikumussalam
warahmatullah wabarakatuh,uhibbuki aydhon”aku terharu mendengarnya.Dalam hatiku
bertasbih mengucap syukur “terimakasih ya Allah,Sungguh besar nikmat mu ini,ku
temukan kebahagiaan di dalam agamaMu,dengan ini aku berharap semoga engkau
selalu menjaga hatiku untuk tetap berada di jalanMu.